Susul Twitter, Kini Giliran Snapchat Hapus Akun Donald Trump

- 4 Juni 2020, 13:00 WIB
ILUSTRASI Snapchat.*/THE VERGE
ILUSTRASI Snapchat.*/THE VERGE /

PR BEKASI - Snap Inc, induk perusahaan Snapchat, mengatakan tidak akan lagi mempromosikan akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di bagian promosi yang dikuratori, Discover Snapchat.

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara, Snap mengatakan komentar Trump pekan lalu membuat akun tersebut tidak memenuhi syarat untuk bagian kurasi tempat pengguna menjelajahi konten baru.

"Kami tidak akan memperkuat suara yang menghasut kekerasan rasial dan ketidakadilan dengan memberi mereka promosi gratis di Discover," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Kamis, 4 Juni 2020.

Baca Juga: DPRD Pertanyakan Penggunaan Anggaran Penanganan COVID-19 Di Surabaya

"Kekerasan rasial dan ketidakadilan tidak memiliki tempat di masyarakat kita dan kita berdiri bersama dengan semua orang yang mencari perdamaian, cinta, kesetaraan dan keadilan di Amerika," katanya melanjutkan.

Saham Snap Inc turun 2,4 persen setelah pengumuman itu.

Menurut penuturannya, akun Snapchat Trump, yang sebagian besar terdiri dari konten kampanye dan tidak mengandung retorika informal seperti yang dia lakukan di Twitter, akan tetap akun publik yang dapat diakses oleh orang yang mengikuti atau mencarinya.

Baca Juga: Terus Memanas, Aksi Protes Kematian George Floyd Dikhawatirkan Jadi Transmisi Baru Pandemi COVID-19

Saingan Trump, Joe Biden dari Partai Demokrat, yang berusaha menggulingkan Trump dalam pemilihan presiden November, dengan cepat memanfaatkan langkah itu.

Dalam sebuah video yang diunggah ke Snapchat, dia mengatakan, bahwa dia bangga mencalonkan diri sebagai presiden ‘dan masih berada di Snapchat.’

Twitter memicu kehebohan pekan lalu dengan memberikan label cek fakta pada beberapa cuitan Trump yang disebut melanggar aturan tentang misinformasi dan melazimkan kekerasan, termasuk cuitan yang menggunakan frasa yang dinilai rasial "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai."

Baca Juga: BMKG: Jabar Masih Berpotensi Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang dengan Status Level Waspada

Sementara Facebook menolak untuk mengambil tindakan apapun pada unggahan yang sama, yang memicu protes karyawan pada Senin, 1 Juni 2020.

Snap tidak merinci komentar Trump mana yang dianggap menghasut, namun CEO Evan Spiegel mengatakan kepada stafnya dalam sebuah memo pada Minggu, 31 Mei 2020, bahwa dia akan "melakukan pembicaraan" pada konten yang memecah belah dan "kekerasan rasial dan ketidakadilan di Amerika."

Dia menegaskan bahwa bagian Discover adalah platform kurasi, tempat kami memutuskan apa yang kami promosikan.

Baca Juga: Survey: Mayoritas Warga AS Berikan Simpati untuk George Floyd dan Abaikan Tanggapan Donald Trump

Snap mengatakan keputusannya untuk menghapus konten presiden dari Discover dibuat pada akhir pekan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x