CEO TikTok Shou Zi Chew Hadapi Tudingan AS, dari Rusak Masa Depan Anak hingga Eksploitasi Seksual

- 24 Maret 2023, 10:42 WIB
CEO TikTok Shou Zi Chew hadapi parlemen AS.
CEO TikTok Shou Zi Chew hadapi parlemen AS. /REUTERS/Evelyn Hockstein

PATRIOT BEKASI - CEO TikTok memberikan kesaksian pada para anggota parlemen AS mengenai pengaruh China atas platform tersebut.

Selain itu, parlemen AS juga menyebut kalau video pendek TikTok telah merusak kesehatan mental anak-anak.

Namun, kesaksian yang diberikan CEO TikTok yaitu Shou Zi Chew di hadapan Kongres tidak membantu meredakan kekhawatiran AS.

Di mana mereka menyatakan perusahaan induk media sosial tersebut yang berbasis di China, ByteDance, akan memberikan data pengguna ke pemerintah di sana.

Baca Juga: ASUS ExpertBook B3000, Laptop Detachable dengan Prosesor Snapdragon 7c Gen2 Pertama di Indonesia

Justru apa yang disampaikan Shou Zi Chew malah menambah seruan baru bagi parlemen untuk melarang platform asal China ini secara nasional.

Shou Zi Chew sendiri memberikan kesaksian selama lima jam, selama itu dia memberikan penyangkalan kalau TikTok tidak membagikan data atau menjalin koneksi dengan Partai Komunis China.

Selain itu, dia juga menegaskan kalau aplikasnya telah mengambil berbagai langkah demi memastikan keamanan pengguna di AS.

Shou Zi Chew mengatakan kalau selama dua tahun ini TokTok telah membangun firewall agar data pengguna AS tertutup dan melindunginya dari akses asing tak tidak sah.

Baca Juga: Spoiler Boruto Episode 293: Kematian Boruto menjadi Perpisahan di Kisah Pertama, Kawaki Kalah

"Intinya adalah ini: data Amerika disimpan di tanah Amerika, oleh perusahaan Amerika, diawasi oleh personel Amerika," katanya, dikutip Patriot Bekasi dari Reuters.

Namun, pernyataannya itu tak mendapat dukungan dari anggota parlemen ataupun simpani atas jaminan yang diberikan Shou Zi Chew.

Pasalnya, mereka menganggap bahwa jawabannya hanya mengelak dan tak mengurangi kekhawatiran akan masa depan anak-anak AS terhadap pengaruh aplikasi tersebut.

Di sisi lain, ada juga tuduhan yang mengatakan TikTok telah mempromosikan konten yang mendorong anak-anak menderita gangguan makan, penjualan obat-obatan terlarang, hingga eksploitasi seksual.

"TikTok bisa saja dirancang untuk meminimalkan bahaya bagi anak-anak, tetapi demi keuntungan keputusan yang dibuat adalah untuk membuat anak-anak kecanduan secara agresif," tutur Perwakilan Demokrat, Kathy Castor.

Baca Juga: Pesawat Terbesar Antonov AN-124 Mendarat di Bandara Kertajati Majalengka

Menanggapi banyak pertanyaan dan pernyataan tajam, Shou Zi Chew mengatakan kalau masalahnya 'rumit' dan tidak unik bagi aplikasinya.

Dia mengatakan perusahaan sudah menggelontorkan dana lebih dari 1,5 miliar dollar demi keamanan data.

Program itu dinamakan Project Texas, yang memiliki hampir 1,500 karyawan tetap dan dikontrak dengan Oracle Crop untuk menyimpan data pengguna TikTok di AS.

Akan tetapi, kritik masih terus meluncur bak bola liar, karena perusahaan dianggap gagal mengumumkan upaya baru mereka untuk menjaga privasi pengguna.

Masih belum diketahui langkah selanjutnya dari parlemen, apakah mereka akan bergerak cepat meloloskan Undang-Undang yang melarang TikTok.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x