Meski merasa terpukul, Anwar Fuady mengatakan bahwa dirinya berusaha untuk tegar dan mengambil hikmah atas apa yang terjadi.
"Tapi saya orang beriman, saya percaya qada dan qadar, saya percaya nasib baik dan nasib buruk. Malang tidak bisa ditolak, untung tidak bisa diraih. Pepatah Melayu itu, saya harus terima," tutur Anwar Fuady.
Ketika merasa sedih, Anwar Fuady pun kembali mengingat nikmat apa saja yang sudah Allah berikan kepadanya, sehingga dirinya kembali merasa bersyukur.
"Saya cukup memerasa kenikmatan yang diberikan Allah kepada saya, 74 tahun lebih. Luar biasa yang saya dapatkan, jadi artis, bintang film, terkenal, dielu-elukan orang," kata Anwar Fuady.
"Bisa menikmati perjalan hampir 2/3 dunia, luar biasa kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Sekarang diambil sebagian-sebagian, apa saya harus protes? Tidak kan," sambungnya.
Anwar Fuady juga mengatakan bahwa dia tidak pernah mempertanyakan kenapa harus istri dan anaknya yang dipanggil oleh Allah, karena baginya semua itu adalah ujian dalam hidup.
"Tidak (mempertanyakan), saya tahu ini ujian buat saya. Apakah saya kuat? Kalau saya lemah, saya bisa collapse, bisa depresi, bisa gila. Tapi karena saya percaya takdir bahwa semua sudah disuratkan, kita harus kuat," tutur Anwar Fuady.
Menurut Anwar Fuady, dirinya harus kuat dan hidup harus terus berjalan, meski kini istri dan anaknya telah pergi meninggalkannya.