PR BEKASI - Tersiar informasi di media sosial yang mengeklaim bahwa peristiwa kebakaran tangki di Kilang Minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat disebabkan karena adanya serangan teroris.
Informasi tersebut beredar di Facebook pada Senin, 29 Maret 2021.
Akun Facebook Kusnandar Hidayat S membagikan tangkapan layar sebuah unggahan Twitter atas akun @terror_alarm.
Adapun unggahan tersebut berbahasa asing (Inggris), jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti;
Baca Juga: HNW Ungkap Penyebab Adanya Terorisme, Mulai dari Ketidakadilan hingga Salahnya Pemahaman Beragama
Baca Juga: Terduga Teroris Serang Mabes Polri, Gus Nadir Minta Dua Ormas Besar Luruskan Tafsir Sesat
"Breaking: Serangan teroris kedua di Indonesia: Ledakan besar dan api yang berkobar melanda kilang minyak Balongan di Indramayu. Banyak orang terluka dan tewas."
Namun, berdasarkan hasil penelusuran, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari situs resmi Kemenkominfo, pada Kamis, 1 April 2021, klaim bahwa kebakaran di Kilang Minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat karena serangan teroris adalah hoaks.
Baca Juga: Penyerang Mabes Polri Tinggalkan Surat Wasiat, Pelaku Minta untuk Tak Banggakan Ahok
Faktanya, sebagaimana dikutip dari Antara, dugaan sementara penyebab ledakan tangki yang menyebabkan kebakaran di Kilang Pertamina, Indramayu karena sambaran petir.
Di samping itu, pihak Pertamina masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran yang sebenarnya pada tangki T-301G Kilang Balongan sekitar pukul 00.45 WIB pada Senin lalu.
"Penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti, namun pada saat kejadian sedang turun hujan deras disertai petir," kata Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya dalam keterangan tertulis.
Berdasarkan hasil penelusuran dan fakta-fakta di atas, dapat dipastikan jika informasi yang mengeklaim bahwa ledakan yang menyebabkan kebakaran Kilang Minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat milik Pertamina adalah karena serangan teroris adalah hoaks atau masuk dalam kategori DISINFORMASI.***