Fakta atau Hoaks: Benarkah Peneliti Australia Sebut Joko Widodo Presiden yang Tak Miliki Kemampuan?

8 September 2020, 13:20 WIB
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo /ISTIMEWA/KARTIKA MAHAYADNYA

 

PR BEKASI - Beredar kabar di media sosial yang menyebutkan bahwa peneliti Australia sebut Joko Widodo Presiden tak berkemampuan, tapi memiliki daya rusak.

Informasi ini disebarkan oleh salah satu pemilik akun Facebook Alkhalifi pada Selasa, 8 September 2020.

Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax, Selasa, 8 September 2020, klaim bahwa peneliti Australia sebut Joko Widodo Presiden tak berkemampuan, tapi memiliki daya rusak adalah klaim yang salah atau hoaks.

Baca Juga: 'Kebakaran Zombie' Terparah Sepanjang Sejarah di Kutub Utara, Ilmuwan: Api Membara di Bawah Tanah

Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa tangkapan layar yang dibagikan tersebut merupakan hasil suntingan.

Sebab, artikel sebenarnya yang tayang di IDNTODAY pada 4 September 2020 berjudul “Peneliti Australia Sebut Jokowi Seperti Wali Kota di Istana Presiden.”

Diketahui pula artikel itu merupakan lansiran dari artikel berjudul “Peneliti Australia Sebut Jokowi Seperti Wali Kota di Istana Presiden” di tribunnews.com pada 4 September 2020.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Ukuran Asli Hiu Raksasa Purba Megalodon: Fosil Gigi Sebesar Tangan Manusia

Berikut narasi lengkap unggahan tersebut:

“Jadi mirip bom atom ya…

Tapi mungkin lebih parah..Daya rusaknya gak cuma satu kota..Tapi satu negara.

WESS.. ANGEL…!!

ANGEELL..ANGELL…!!!”

Narasi pada tangkapan layar:

“Peneliti Australia Sebut : Jokowi “ Presiden Tak Berkemampuan “ Tapi Memiliki Daya Rusak.”

Baca Juga: Dinilai Sudah Punya Modal Dasar, Kominfo Beri Pelatihan Digital untuk Eks Pekerja Migran Indonesia

Baik di IDNTODAY News dan Tribunnews, artikelnya membahas mengenai hasil penelitian Ben Bland, Direktur Program Asia Tenggara di lembaga Lowy Institute dalam bukunya berjudul ‘Man of Contradictions – Joko Widodo and the Struggle to Remake Indonesia.’

Penelitian tersebut membahas mengenai pendapat Ben mengenai kontradiksi yang ada dalam diri Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori Manipulated Content atau Konten yang Dimanipulasi.

Baca Juga: Segera Cek Pengumuman Prakerja Gelombang 7 di Prakerja.go.id, Begini Caranya!

Perlu diketahui Indonesia adalah tetangga Australia yang terdekat. Hubungan antara kedua negara ini mempunyai sejarah yang panjang. Dalam perjalanannya, hubungan antara Indonesia dan Australia tidak terlepas dari konflik.

Ketika terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, Australia turut campur dengan berpihak kepada Malaysia. Militer Australia yang ketika itu mendukung Malaysia, terlibat pertempuran dengan militer Indonesia di Borneo (Kalimantan).

Masa Pemerintahan Orde Baru di Indonesia merupakan suatu masa berkembangnya hubungan antara Indonesia dengan Australia. Namun, ketika terjadi pemisahan Timor Timur (sekarang Timor Leste) dari Indonesia pada 1999, hubungan kembali memanas.

Baca Juga: Dirjen Perikanan Budidaya Targetkan Muara Gembong Bekasi Jadi Sentra Budidaya Udang Vannamei

Indonesia menganggap bahwa lepasnya Timor Timur dikala itu akibat dari turut campur Australia. Saat ini, hubungan kedua negara juga sedikit terganggu akibat dari sikap sebagian kongres Australia yang membiarkan masuknya pelarian dari gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) ke wilayah Australia.

Selain itu, isu mengenai pencari suaka dan penyadapan yang dilakukan oleh intelijen Australia terhadap biro-biro hukum di Indonesia, dan sikap abstain Australia terhadap isu tersebut, membuat Indonesia mulai mempertanyakan hubungan teman atau lawan dengan Australia.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Turn Back Hoax MAFINDO

Tags

Terkini

Terpopuler