Dia menjelaskan, episenter terletak pada koordinat 2,91 LS dan 118,99 BT, tepatnya di darat pada jarak 27 kilometer arah tenggara Kota Mamuju dengan kedalaman 10 kilometer.
"Seperti rentetan gempa sebelumnya, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Mamuju-Majene dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ucap Daryono.
Gempa ini, menurut dia, menimbulkan guncangan yang dirasakan di Majene dan Mamuju dalam skala intensitas II MMI, namun tidak berpotensi tsunami.
Dalam kesempatan yang sama Kepala MKG Dwikorita juga menanggapi informasi itu, ia menegaskan bahwa informasi mengenai imbauan pemerintah untuk mengosongkan wilayah Mamuju adalah tidak benar.
Baca Juga: Sebut Ingin Ikut Papahnya Tinggal di Bali, Gading Marten Beri Dua Syarat Khusus untuk Gempi
Dwikorita menyampaikan, pemerintah sama sekali tidak pernah meminta masyarakat untuk keluar dari Mamuju.
Dia menyatakan informasi yang dikeluarkan BMKG adalah imbauan masyarakat untuk menjauhi bangunan yang sudah roboh sehingga diharapkan informasi itu dapat disikapi dengan baik dan tetap tenang.
“Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Yang kami imbau adalah jauhilah bangunan-bangunan yang sudah runtuh. Jauhilah lereng yang rawan longsor dan cukup jauh dari pantai,” kata Dwikorita.***