Cek Fakta: Zat Nikotin di Rokok Dikabarkan Bisa Lindungi Paru-paru dari Virus Corona, Ini Faktanya

- 19 Januari 2021, 18:04 WIB
Ilustrasi rokok yang mengandung nikotin.
Ilustrasi rokok yang mengandung nikotin. /Pixabay/geralt/Pixabay

PR BEKASI - Baru-baru ini beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa zat nikotin di dalam rokok ternyata bisa melindungi paru-paru dari virus Corona (Covid-19).

Namun berdasarkan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax, Selasa, 19 Januari 2021, narasi yang mengeklaim zat nikotin dapat melindungi paru-paru dari virus Corona adalah klaim yang keliru atau hoaks.

Narasi tersebut beredar di media sosial Facebook pada Rabu, 13 Januari 2021 dengan narasi sebagai berikut:

Baca Juga: Viral! Terlalu Giat Bekerja, Wanita Ini Sampai Lupa Pernah Beli Rumah 1.5 Miliar 

BERUNTUNGLAH PARA PEROKOK BERAT DI DUNIA.

Pentingnya merokok untuk melawan corona.
Dibaca sampai selesai

Mengunngkap fakta penelitian yang bilang merokok membunuhmu.Dan mengungkap fakta baru tentang pencegahan Virus Corona dengan asap rokok.

Dilansir dari halaman peneliti paru-paru Dr. Prof. Ali bolgana dari Mesir.

Bahwa kandungan nikotin rokok menempel di paru-paru yang dimana,virus yang masuk ke paru-paru lewat udara dapat terhalang karena adanya nikotin rokok tersebut.

Makanya saat ini wabah virus corona yang menyerang ke negara-negara besar kebanyakan orang yang terdampak virus tersebut dan meninggal dunia di karenakan tidak ada nikotin yang menyelimuti paru-paru mereka.

Baca Juga: Natalius Pigai Pilih Beli Vaksin Puluhan Juta, Ferdinand: Argumen yang Menyinggung Perasaan Rakyat 

Walaupun kita tahu nikotin tersebut juga merusak paru-paru tetapi dalam jangka waktu lama dan panjang,sedangkan virus corona ini merusak paru-paru kita dalam hanya beberapa hari saja.

Jadi pernyataan merokok ini sudah di angkat di mesir dan sekarang penduduk mesir sudah melakukan prakteknya dan virus corona di mesir sudah bisa di tanggulangi karena mereka merokok sesuai anjuran Dr. Prof. Ali Bolgana seorang Dr. yang ahli dalam mencegah kerusakan paru-paru.

Pada saat ini yang kita tahu bahwa orang yang terkena virus corona adalah orang yang tidak merokok, mengapa karena di dalam paru-paru mereka tidak ada getah nikotin yang mengikat virus atau kuman yang masuk ke dalam paru-paru mereka,yang menyebabkan virus tersebut bisa menggerogoti paru-paru mereka seperti virus corona ini"

Baca Juga: Ingin Menikah Lagi Usai 6 Tahun Menjanda, Marshanda: Aku Butuh Lelaki yang Dominan dan Bisa Respect 

Faktanya, menurut sejumlah pakar, seorang merokok justru dapat membuat rentan terpapar Covid-19.

Praktisi kesehatan dan dosen Warwick Medical School, Dr. James Gill, menyatakan merokok adalah faktor signifikan mengapa seseorang bisa terinfeksi Covid-19.

Salah satu alasan kuat mengapa merokok akan meningkatkan risiko infeksi pernapasan adalah karena terjadinya kerusakan dan kematian pada silia (bulu-bulu halus) di saluran udara dan paru-paru.

Silia bertugas melapisi saluran udara sehingga memiliki peran yang sangat vital dalam membersihkan lendir dan kotoran serta menyaring partikel-partikel yang dihirup.

Baca Juga: Kaget Saat Tonton Video Syur Gisel dari Temannya, Wijin: Gue ke Toilet, Gue Lemes Enggak Ada Tenaga 

Dengan begitu, silia juga berperan dalam mencegah virus dan bakteri masuk ke paru-paru. Gill menjelaskan bahan kimia yang terkandung dalam rokok memiliki efek serius pada silia ketika dihirup. 

Pertama adalah mengurangi gerakan silia, yang berarti akan lebih sulit untuk memindahkan lendir dan kotoran agar bisa keluar dari paru-paru.

Seiring waktu, asap yang dihirup dari rokok lama-kelamaan juga dapat membunuh silia hingga akhirnya meningkatkan risiko terinfeksi virus secara drastis termasuk Covid-19.

lebih lanjut, Prof. Dr. Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman Kementerian Ristekdikti mengatakan bahwa merokok meningkatkan reseptor ACE 2, yang oleh para peneliti, ditemukan menjadi reseptor bagi virus corona penyebab Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Gempa Susulan Kabarnya Lebihi Palu, Masyarakat Diminta Keluar dari Mamuju Sulawesi Barat 

Dia mengibaratkan, reseptor tersebut seperti sebuah pelabuhan yang jika menjadi lebih banyak tempat berlabuhnya, maka kapal yang akan datang akan semakin banyak pula.

“Karena ACE 2 ekspresinya meningkat, otomatis dalam data menyebutkan sel paru perokok itu menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran napas. Jadi memfasilitasi masuknya virus,” kata Amin.

Perlu diketahui, setiap tahun, WHO mengatakan bahwa ada sekitar 225.700 orang di Indonesia yang meninggal akibat merokok atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau.

Dalam rilisnya, WHO menyebutkan data terbaru yang dikeluarkan oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019 yang dirilis pada hari ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Gempa Susulan Kabarnya Lebihi Palu, Masyarakat Diminta Keluar dari Mamuju Sulawesi Barat 

Dalam data tersebut, menunjukkan bahwa 40,6% pelajar di Indonesia (usia 13-15 tahun), 2 dari 3 anak laki-laki, dan hampir 1 dari 5 anak perempuan sudah pernah menggunakan produk tembakau. 

Kemudian 19,2% pelajar saat ini merokok dan di antara jumlah tersebut, 60,6% bahkan tidak dicegah ketika membeli rokok karena usia mereka, dan dua pertiga dari mereka dapat membeli rokok secara eceran.

WHO mengatakan, data dari GYTS itu juga menunjukkan hampir 7 dari 10 pelajar melihat iklan atau promosi rokok di televisi atau tempat penjualan dalam 30 hari terakhir.

Selain itu, sepertiga pelajar WHO katakan merasa pernah melihat iklan di internet atau media sosial.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Paranormal Sering Dapat 'Wangsit' dari Bisikan Gaib, Ilmuwan Klaim Fakta Lainnya 

Organisasi Kesehatan Dunia itu juga menjelaskan, bahwa paparan terhadap tembakau di usia dini ini dapat menciptakan perokok seumur hidup, juga dapat berkontribusi terhadap stunting dan menghambat pertumbuhan anak-anak.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x