PR BEKASI – Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan bahwa KRI Nanggala-401 tenggelam di Perairan Utara Bali karena ditembak rudal oleh kapal selam nuklir milik Prancis Emeraude.
Narasi tersebut beredar luas di media sosial Twitter yang diunggah akun bernama @plato_ids pada 26 April 2021.
Akun tersebut menyebutkan penembakan rudal itu dilatari persaingan bisnis kapal selam antara Prancis dan Jerman.
Unggahan itu pun telah dikomentari 224 pengguna Twitter, dibagikan ulang hingga 377 kali, dan disukai lebih dari 500 pengguna.
Namun setelah dilakukan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Selasa, 27 April 2021, klaim bahwa KRI Nanggala-401 tenggelam di Perairan Utara Bali karena ditembak rudal oleh kapal selam nuklir milik Prancis Emeraude adalah klaim keliru atau hoaks.
Adapun narasi yang beredar itu sebagai berikut:
Baca Juga: Siapkan 31 Titik Penjagaan! Polda Metro Jaya Waspadai Modus Operandi Pemudik Tahun Ini
“Rekan intelijen di Jerman mengabarkan tenggelamnya KRI Nanggala 402 akibat terkena tembakan rudal kapal selam kelas nuklir Prancis SSN Emeraude yang sedang menyaksikan latihan di Selat Bali.
Terjadi persaingan bisnis kapal selam antara Prancis dan Jerman. *Infovalid.”
Faktanya, tidak ditemukan berita di media arus utama yang menyebutkan terjadi penembakan terhadap KRI Nanggala-401.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan, KRI Nanggala-401 tenggelam terjadi bukan karena kesalahan manusia (human error) tapi karena faktor alam.
“Saya berkeyakinan ini (tenggelamnya KRI Nanggala-402) bukan karena ‘human error’ tapi lebih ke faktor alam,” katanya dikutip dari Antara, Minggu, 25 April 2021.
Ia menjelaskan bahwa saat proses menyelam itu sudah melalui prosedur yang benar. Sehingga ie menegaskan bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam bukan karena human error.
Lanjutnya, proses investigasi akan dilakukan setelah proses pengangkatan KRI Nanggala-402 selesai.
“Kapal ini bukan karena ‘human error’. Karena saat proses menyelam itu Sudan melalui prosedur yang benar,” ujarnya.
Jadi, mulai laporan pengalaman, kemudian terdengar dari penjejak kemarin itu sudah melaksanakan peran-peran, peran persiapan kapal bertempur, kemudian peran menyelam dan sebagainya,” katanya.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, 53 prajurit terbaik yang berada di KRI Nanggala-401 telah gugur dalam penugasan di perairan utara Bali.
Ia menyampaikan, KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan seluruh awaknya gugur diperkuat penemuan bukti-bukti otentik berupa bagian kapal selam setelah dilakukan pemindaian secara akurat.
Dengan demikian, klaim bahwa KRI Nanggala-401 tenggelam di Perairan Utara Bali karena ditembak rudal oleh kapal selam nuklir milik Prancis Emeraude adalah hoaks.***