Network
PATRIOT BEKASI - BPS atau Badan Pusat Statistik merilis data terbarunya terkait angka inflasi di Indonesia yang menunjukkan peningkatan sebesar 0,41 persen yang terpantau Desember 2023.
Nilai inflasi tersebut jika dibandingkan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), tercatat memberikan gambaran lebih lanjut tentang tren ekonomi suatu negara.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan bahwa terjadi peningkatan IHK dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023.
Hal ini menandakan adanya kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Baca Juga: Pesawat Japan Airlines Kebakaran, 379 Penumpang Dievakuasi
Inflasi tahun ke tahun (year-on-year/yoy) juga mencapai 2,61 persen, sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) pada akhir tahun 2023 juga sebesar 2,61 persen.
Data ini mencerminkan pertumbuhan harga secara keseluruhan selama tahun 2023.
Inflasi sendiri adalah fenomena ekonomi di mana harga-harga barang dan jasa umumnya mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu.
Meskipun secara umum dianggap sebagai bagian dari aktivitas ekonomi yang sehat, inflasi yang terlalu tinggi dapat berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat.
Peningkatan inflasi sebesar 0,41 persen pada Desember 2023 mencerminkan adanya tekanan harga yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dan pelaku ekonomi.
Oleh karena itu, langkah-langkah kebijakan ekonomi yang tepat akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga dan keseimbangan ekonomi.
BPS terus memantau berbagai faktor yang dapat mempengaruhi inflasi, seperti kenaikan harga komoditas, tekanan biaya produksi, dan faktor-faktor lain yang dapat memicu perubahan harga.
Informasi ini penting untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum tentang arah ekonomi negara.
