Sindir Banyaknya Sarjana yang Menganggur, Iwan Fals: Mereka Gengsi Tinggi tapi Komunikasi Belepotan

29 Desember 2020, 12:09 WIB
Musisi Legendais Virgiawan Listanto (Iwan Fals) memberi sindiran kepada generasi muda yang banyak menganggur. /Instagram/@iwanfals

PR BEKASI - Musisi senior Iwan Fals menyoroti tingginya angka pengangguran yang ada di Indonesia saat ini.

Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 lalu, tercatat ada 737.000 sarjana S1 sampai S3 yang menganggur. Lalu sebelum pandemi, ada 7 juta orang menganggur, yang mana 6 persennya adalah sarjana.

Dan bahkan menurut data per 14 Desember 2020, ada 9,7 juta orang menganggur dan yang terbanyak adalah SMA.

Menurutnya, justru saat ini banyak masyarakat dengan tingkat pendidikan SD dan SMP yang lebih mudah mendapatkan pekerjaan, ketimbang lulusan SMA dan sarjana.

Baca Juga: Innalillahi Wainnailaihi Rajiun, Mbah Kung 'Kakek Sugiono' Indonesia Meninggal Dunia di Semarang 

"Mengapa menganggur? Setiap tahunnya, Indonesia meluluskan sarjana sebanyak 250.000 orang dari 6.636 perguruan tinggi, yang swastanya ada sekitar 4.500 sisanya perguruan tinggi negeri," kata Iwan Fals, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Iwan Fals Musica, Selasa, 29 Desember 2020.

"Ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan perguruan tinggi di China. Di China rakyatnya hampir 2 miliar, tapi perguruan tingginya gak sampai 3.000," sambungnya.

Dengan melihat banyaknya perguruan tinggi di Indonesia, Iwan Fals berpendapat mungkin animo belajar di Indonesia tinggi atau para pemilik modal menaruh investasi di dunia pendidikan.

"Intinya kenapa kok banyak para sarjana menganggur? Di samping pandemi merangsang banyaknya pengangguran, karena banyak perusahaan-perusahaan yang tutup. Ya mungkin karena kesempatan kerja sedikit, yang lulus banyak. Itu pertama," ujar Iwan Fals.

Baca Juga: 3 Januari 2020 Jadi Hari Penentuan, Wagub DKI Jakarta Sebut Kemungkinan Rem Darurat Ditarik Kembali 

Selain itu, Iwan Fals menilai bahwa saat ini banyak sarjana yang memiliki gengsi yang tinggi  sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.

"Kedua, biasanya sarjana-sarjana baru yang muda-muda ini gengsinya gede. Dia lulus, dia cuma mau kerja di bidang yang dia kuasai aja, karena percuma sekolah tinggi-tinggi, keluar uang banyak, tapi kerjanya kayak begitu," kata Iwan Fals.

Meski demikian, Iwan Fals menilai bahwa tidak semua sarjana seperti itu, ada juga sarjana yang mau kerja apa saja atau serabutan, tapi tak banyak.

"Biasanya kalau sarjana-sarjana muda itu teorinya banyak, praktek kurang. Dalam kenyataannya dia selalu kalah bersaing sama yang tua-tua. Karena yang tua-tua jauh lebih berpengalaman dalam menerima kegagalan waktu mencari pekerjaan, jadi dia sempat evaluasi. Kalau yang muda-muda ini kan gak sempat karena baru lulus, jadi ketika masuk perusahaan ya kalah sama yang tua-tua," tuturnya.

Baca Juga: Haikal Hassan Kecewa Prabowo-Sandi Malah Gabung Jokowi, Refly Harun: Karena Kekuasaan Selalu Nikmat 

Selain tingginya rasa gengsi, Iwan Fals menilai bahwa saat ini banyak sarjana yang kemampuan komunikasi kurang baik sehingga tidak diterima bekerja.

"Lalu faktor komunikasi, itu juga masalah. Banyak sarjana-sarjana kita yang belepotan komunikasinya. Karena kadang perusahaan juga perlu sarjana-sarjana yang jago komunikasi. Tapi komunikasi doang, gak praktek, ya omdo namanya. Itu juga malas perusahaan menerimanya. Jadi imbang lah, komunikasi dan ilmunya itu sejalan, satu kata dan satu perbuatan," kata Iwan Fals.

Oleh karena itu, Iwan Fals mengimbau para tenaga pendidik untuk membiasakan para siswa tampil di depan kelas untuk melatih cara komunikasi dan kepercayan dirinya.

Dirinya juga meminta para siswa untuk aktif di berbagai organisasi, selain untuk melatih kepemimpinan juga agar pengalaman-pengalaman tersebut bisa dimasukkan ke dalam portofolio saat melamar kerja, sehingga perusahaan pun tertarik untuk merekrut sebagai pegawai.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler