Dituduh Pansos dan Mata Duitan karena Tanding dengan Dewa Kipas, Irene Sukandar: Saya Ini Atlet, Bukan Artis

20 Maret 2021, 20:23 WIB
Grand Master Wanita Irene Kharisma Sukandar menjawab tudingan pansos dan mata duitan dari warganet. /Instagram.com/@irene_sukandar/

PR BEKASI - Akhir-akhir ini, pemberitaan tentang kasus akun Dewa Kipas, milik Dadang Subur, yang memenangi pertandingan melawan pecatur luar negeri IM Levy Rozman (AS) dengan nama akun GothamChess ramai diperbincangkan publik.

Pasalnya, akun Dewan Kipas di-banned oleh chess.com yang kemudian mengakibatkan netizen Indonesia melontarkan komentar "menyerang" dalam akun medsos GothamChess dan chess.com, karena tidak terima akun Dewa Kipas di-banned.

Presenter Deddy Corbuzier lantas mengundang pemilik akun Dewa Kipas, Dadang Subur untuk hadir di acara podcast-nya.

Namun, sejumlah pernyataan Dadang Subur tentang dunia catur mendapat bantahan dari Grand Master Wanita Irene Kharisma Sukandar, sehingga dia pun melayangkan surat terbuka, hingga akhirnya diundang dalam podcast Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Soroti Perlakuan Aparat Penegak Hukum pada HRS, Haikal Hassan: Kalian Telah Mengundang Azab!

Baca Juga: Resmi Berganti Status dan Nama, Aprilio Perkasa Manganang: Saya Ingin Belajar Jadi Laki-laki

Baca Juga: Akui Belum Berani Tidur di Rumah Usai Kepergian Rina Gunawan, Teddy Syah: Hawanya Beda, Rumah Aja Berduka

Akibatnya, Irene Kharisma Sukandar mendapat
tudingan dari warganet bahwa dirinya panjat sosial atau "pansos," karena berupaya mengambil panggung dalam kasus polemik Dewa Kipas.

Menerima banyak kritikan yang menyerang dirinya dan juga keluarganya, Irene Kharisma Iskandar pun menegaskan bahwa dia tidak pansos, karena dia atlet bukan artis.

"Saya ini atlet, bukan artis. Justru karena saya atlet, yang saya tuju adalah prestasi, bukan sensasi. Jadi, panggung saya adalah panggung keolahragaan," kata Irene Kharisma Sukandar dalam video di akun YouTube-nya, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 20 Maret 2021.

"Jadi justru sensasi-sensasi yang seperti ini sebenarnya saya tidak terlalu setuju, tapi ya memang karena kasus ini sudah terlanjur besar, apapun yang akan saya suarakan saya akan masuk ke dalamnya, jadi untuk hal ini silakan teman-teman sendiri yang menilai," sambungnya.

Baca Juga: Sindir 'Pemain Tua' Generasi Penikmat, Jansen Sitindaon: Bawa Begal dari Luar, Nyalon Ketua PSSI Aja Kalah

Irene Kharisma Sukandar menyadari betul bahwa tindakannya untuk buka suara terkait sejumlah pernyataan Dadang Subur akan mengundang reaksi dari warganet.

Dia juga mengaku, dirinya tidak menyangka bahwa pemberitaan tentang GothamChess dan Dewa Kipas akan sebesar seperti saat ini.

Menurutnya, kejadian ini sudah merugikan banyak pihak dan kepopuleran yang didapat tidak sebanding dengan rasa malu yang dia rasakan dan para pecatur profesional lainnya di mata dunia percaturan internasional.

"Saya rasa opini ini sudah terbentuk di publik, jadi agak susah untuk mengubahnya kembali," ujar Irene Kharisma Sukandar.

Baca Juga: Geram dengan Ulah Ruhut Sitompul, Andi Arief: Semoga Jokowi Angkat Dia Jadi Direksi PLN Bagian Pegang Setrum

"Dari diri saya, apa yang saya ketahui, data yang saya punya, saya harus suarakan, dan saya harus memprovide ini semua ke teman-teman, supaya teman-teman punya sisi lain ke informasi ini," sambungnya.

Setelah itu, Tim podcast Deddy Corbuzier lantas berinisiatif untuk membuat pertandingan persahabatan antara Dewa Kipas dan Grand Master Irene, yang akan digelar pada Senin, 22 Maret 2021, dengan total hadiah Rp150 juta.

Akibatnya, Irene Kharisma Sukandar pun lagi-lagi mendapat tudingan yang kurang mengenakkan, yakni mata duitan. Namun, Irene mengatakan bahwa adanya sebuah hadiah dalam suatu pertandingan adalah hal yang wajar. Terlebih, dirinya adalah seorang profesional.

"Catur ini adalah profesi saya, di mana-mana saya tuliskan pecatur profesional, atau kalau dalam bahasa Inggris di situ Indonesian Chess Profesional. Itu maksudnya adalah karena itu profesi saya, saya menginginkan adanya apresiasi tersebut," kata Irene Kharisma Sukandar.

Baca Juga: Amien Rais Sebut Rezim Jokowi Ingin Genggam Kekuasaan Setotalitas Mungkin: Zaman Pak Harto Aja Tak Seperti Ini

"Contohnya, penyanyi profesional. Kalau disuruh nyanyi di suatu tempat, otomatis meminta hadiah atau meminta bayaran akan hasil atau usahanya tersebut. Sama saja dengan pecatur profesional, itu di satu ranah yang sama. Apa pun profesionalitas yang ditekuni, tentang hadiah, tentang bayaran ini adalah hal yang sangat normal," sambungnya.

Sementara itu, Deddy Corbuzier mengatakan bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi.

"Karena ini pertandingan, maka harus ada hadiah pasti ya, karena ini kan sebuah prestasi. Pertandingan catur tidak pernah semenarik ini di Indonesia, menurut saya," kata Deddy Corbuzier.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler