PR BEKASI - Di antara banyaknya misteri di dunia One Piece sejak awal hingga ke 1038, ada satu karakter yang masih membuat penasaran.
Siapa lagi kalau bukan Joy Boy, yang membuat banyak orang bertanya-tanya siapa sosok karakter ini sesungguhnya, yang dipastikan sangat penting.
Sampai ke One Piece 1038, nama Joy Boy sudah diucapkan berkali-kali, salah satunya oleh Kaido, dan juga memunculkan banyak teori akan siapa sebenarnya dia.
Baca Juga: 3 Karakter One Piece yang Selamatkan Luffy dari Kematian, si Topi Jerami pun Tak Lupa Membalas Budi
Karakter ini pertama kali terkuak di chapter 628, disebut sebagai orang penting dari Abad Kekosongan yang mengunjungi Pulau Manusia Ikan pada 900 tahun sebelum kejadian di manga.
Dia menuliskan dalam poneglyph permohonan maaf karena tidak dapat memenuhi janji yang dibuatnya dengan penduduk. Setelah itu, dia tidak disebutkan selama lebih dari 300 chapter.
Kemudian, selama kilas balik Kozuki Oden, terungkap sosoknya sebagai orang pertama yang menemukan pulau terakhir di Grand Line, yaitu Laugh Tale, dan meninggalkan harta misterius.
Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 6 Zodiak Edisi 24-30 Januari 2022: Libra hingga Pisces Dapat Kartu Ini
Gol D Roger, Raja Bajak Laut dan satu-satunya kapten kapal yang berhasil mencapai pulau terakhir berkeinginan dapat hidup di era yang sama dengan Joy Boy setelah dia menemukan harta.
Sesudahnya, beberapa karakter kedapatan menyebutkan perihal kembalinya Joy Boy yang diharapkan, membuat pembaca berspekulasi bahwa kemungkinan Joy Boy adalah gelar yang dapat diwariskan.
Kaido sendiri pertama kali menyebut nama Joy Boy pada chapter 1014. Setelah dia mengalahkan Luffy dan mengatakan "Sepertinya, kau juga tidak bisa menjadi Joy Boy."
Baca Juga: Update Ikatan Cinta 23 Januari 2022: Cerdik, Cara Angga Berhasil Kelabui Irvan
Rupanya dia mengetahui mengenai legenda tersebut di beberapa titik di masa lalu, dan Kaido mencari seseorang yang dapat memegang gelar tersebut. Teori Joy Boy bukan orang tertentu juga dikonfirmasi Kozuki Oden.
Dia bersama Roger mencapai pulau terakhir, dan setelah kembali ke Wano, Kozuki Oden berencana membuat lahan tertutup sebagai persiapan kembalinya sang legenda.
Selain itu, King yang berasal dari suku Lunarian, percaya bahwa Kaido dapat meraih gelar tersebut dan mengubah dunia, sebuah gagasan yang ditolak sang yonkou sambil tertawa.
Baca Juga: Solusi Bagi yang Susah Tidur, Buat Minuman Simpel Ini Saran Dari dr Zaidul Akbar
Melihat karaker kanji dari nama Kaido, salah satu kemungkinan artinya adalah Joy Boy.
Sementara itu, yonkou ini biasa menulis namanya memakai katakana. Oda Sensei sendiri dikenal karena kerap melakukan permainan kata dan menyembunyikan makna di balik pilihan bahasanya.
Tentunya bukan kebetulan jika Joy Boy kembali disebut-sebut oleh Kaido pada chapter 1036, ketika arc Wano mencapai klimaksnya.
Baca Juga: Dorce Gamalama Dapat Bantuan Ratusan Juta dari Jokowi dan Megawati: Dikasih Ya Saya Terima
Kekalahan Kaido dan Big Mom kemungkinan akan membuka jalan selanjutnya, sebuah fase penting dari manga ini.
Perlu juga disebutkan bahwa ada teori lain yang menghubungkan Joy Boy dengan Dewa Matahari Nika, seorang pejuang legendaris yang pernah dipuja oleh para budak dari zaman kuno.
Kata "Nike" dalam bahasa Yunani berarti "kemenangan", dan dalam bahasa Jawa kemenangan adalah "Jaya".
Baca Juga: Elon Musk Bantu Disabilitas Operasikan Ponsel dengan Pikiran, Uji Coba Chip Otak pada Manusia
Seorang raja kuno yang legendaris dari Jawa bahkan disebut Joyoboyo, dan membawa kemakmuran bagi kerajaannya (seperti halnya King mengharapkan Kaido untuk mengubah dunia).
Tidak ada konfirmasi atas kemungkinan keterkaitan Joy Boy dengan Kaido.
Tetapi pembaca telah menggunakan trik ini untuk memprediksi hubungan di antara keduanya. Mungkin hasil pertarungannya dengan Luffy akan menentukan.
Baca Juga: Keluarganya Dituding Aji Mumpung, Haji Faisal: Siapa yang Mau Kehilangan Anak? Saya kan Gak Mau
Yang pasti, di One Piece 1038, manga ini secara perlahan menuju akhir dari petualangan, dan pembaca akan mendapatkan jawaban dari segala misteri yang begitu menarik ini.***