"Pada awalnya, film ini tidak lulus sensor. Tapi kemudian terjadi dialog. Panjang dan alot akhirnya diloloskan," cuit Hanung Bramantyo.
Disebutnya, film tersebut mendapatkan protes dari kelompok yang berjubah, yang dimaksud adalah para kyai. Namun film tersebut mendapatkan pembelaan dari Lembaga Sensor Film (LSF).
Begitu juga ketika hendak ditayangkan di TV swasta, "Tanda Tanya" mendapatkan pembelaan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
"Saat film diprotes kelompok berjubah (habib), LSF membela. Begitupun saat hendak di tayangkan TV swasta, KPI membela, dibantu kawan2 Ansor," kicau Hanung Bramantyo.
Akhirnya, setelah penantian panjang, film ini bisa temen2 semua saksikan dengan merdeka di @netflix mulai sekarang. pic.twitter.com/xDHLkqZDDY— Hanung Bramantyo (@Hanungbramantyo) January 14, 2021
Baca Juga: Benarkah 'Si Oyen’ Suka Mencari Masalah? Yuk Simak 5 Fakta Kucing Oranye Imut Ini
Hingga akhirnya seorang sahabat dari Hanung Bramantyo menyarankannya untuk menemui Habib yang melayangkan keberatannya atas penayangan film "Tanda Tanya" tersebut.
Walau awalnya merasa ragu, tetapi Hanung berpikir bahwa tidak ada salahnya dia menemui sang Habib tersebut.
"Seorang sahabat menyarankan untuk bertemu sang Habib. Awalnya ragu. Buat apa? Tapi kemudian apa salahnya saya coba," kata Hanung.
Disebutkannya, tempat dari sang Habib tersebut sangat luas dan adem, lokasinya sendiri berada di puncak.
Baca Juga: Menegangkan! Pesawat Tempur Israel Tembakkan Rudal ke Suriah, Satu Keluarga Tewas