PR BEKASI - Pedangdut Anisa Bahar mengungkapkan keluh kesahnya di sosial media lantaran merasa kesulitan dalam mencari obat untuk sahabatnya yang terpapar Covid-19.
Anisa Bahar menceritakan bahwa sahabatnya beserta keluarga dan karyawannya dinyatakan positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Sahabat aku kena Covid-19 satu sekeluarga guys, 13 orang sama karyawannya. Jadi aku lagi nyari obat," kata Anisa Bahar, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari video unggahan Instagram @anisa_bahar_new, Sabtu, 3 Juli 2021.
Baca Juga: Pria Ini Yakin Mbak You Masih Hidup dan Palsukan Kematian: Aura Beliau Masih Terasa
Anisa Bahar pun menuturkan bahwa dia tidak parno ketika harus keliling ke setiap apotek untuk mencari obat Covid-19.
"Keliling-keliling apotek nyari obat. Aku ngurusin orang Covid-19 dan aku gak parno," kata Anisa Bahar.
Namun, Anisa Bahar dibuat kecewa sekaligus panik, karena setiap apotek yang didatanginya selalu menyebut bahwa obat Covid-19 yang dicarinya itu sedang kosong.
Baca Juga: Om Hao Sebut Ada Sosok Ular Bawaan dari Rumah Lama, Ruben Onsu: Di Mana Saya Berada Kayaknya Diikuti
"Biasanya Kimia Farma itu 24 jam, ini sekarang tutup. Aduh parah ya, gimana ini Indonesia? Aduh gimana ini coba? panik deh, cari obat kemana-mana susah banget," kata Anisa Bahar.
Di kolom keterangan, Anisa Bahar lantas mengadu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan memintanya untuk membantu rakyat Indonesia yang kini kesulitan mendapatkan obat Covid-19.
"Aduh, bagaimana ini Pak @jokowi, tolong rakyatmu bapak Presiden yang terhormat dan baik hati," kata Anisa Bahar.
Di unggahannya yang lain, Anisa Bahar lantas mengusulkan agar sebaiknya pasien yang dinyatakan positif Covid-19 langsung diberikan obatnya saja, bukan hanya sekadar resep.
"Menurut aku ya, kalau memang sudah dinyatakan positif dan harus isolasi mandiri, itu harusnya langsung dikasih obat, jangan cuma dikasih resep," kata Anisa Bahar.
Apalagi menurutnya, di situasi sekarang ini sangat sulit untuk mendapatkan obat Covid-19 di apotek, karena persediannya yang kosong.
"Dikasih resep, nyari ke semua apotek itu gak ada. Sekali pun ada, itu buat antivirusnya harganya itu mahal banget," ujarnya.
"Gimana kalau orang gak punya uang? Gimana kalau orang yang benar-benar gak punya? Pantas aja mereka gak tertolong, karena memang situasinya seperti ini," kata Anisa Bahar.***