"Namun, siapa pun orang yang menguntit seseorang terus membuat orang tidak nyaman, itu melanggar hukum loh," kata Lita Gading.
"Dan secara psikologis, itu membuat dia merasa ketakutan dan dia gak nyaman, 'Ini ada apa?'. Kan pasti timbul kecurigaan-kecurigaan," sambungnya.
Selain itu, dari segi etika, menurut Lita Gading, seharusnya Kakek Suhud mengajak Baim Wong berbicara terlebih dahulu, bukanya teriak-teriak sambil membuntuti.
"Salahnya lagi, secara etika harusnya ngobrol dulu atau apa. Jangan langsung to the point dan dia teriak-teriak 'Mas Baim, Mas Baim'," ujarnya.
"Itu juga membuat risi dong. Pada saat dikuntit, diteriakin, dia (Baim Wong) akan mendapat ketidaknyamanan, itu pasti dan bereaksinya pasti marah," tutur Lita Gading.
Oleh karena itu, Lita Gading menilai reaksi marah Baim Wong ke Kakek Suhud adalah hal yang wajar.
Namun, yang justru menjadi masalah adalah ketika Baim Wong menjadikan reaksi marah itu sebagai konten dan menunjukkan wajah Kakek Suhud ke publik.
Baca Juga: Baim Wong Bertemu Sang Ayah dan Saling Memaafkan, Anak Kakek Suhud: Lega, Ternyata Tidak Sepanas Itu
"Reaksi marah itu wajar sekali. Harusnya kalau dijadikan konten diblur wajahnya, gak usah ditunjukkan itu siapa orangnya," kata Lita Gading.