Tenaga Medis di Papua Tewas Ditembak KKB, dr Tirta: Apakah Suatu Saat Haters Nekat Akan Bunuh Saya?

- 24 Mei 2020, 11:33 WIB
PROSES evakuasi petugas medis korban penembakan KKB Papua.*
PROSES evakuasi petugas medis korban penembakan KKB Papua.* /RRI/

PIKIRAN RAKYAT - Dua tenaga medis dilaporkan ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Jumat, 22 Mei 2020.

Dua orang yang menjadi korban, satu di antaranya dinyatakan meninggal.

Kabar tersebut disampaikan langsung Tim Operasi Satuan Tugas Operasi Nemangkawi 2020 Polri.

Baca Juga: Jelang Lebaran, 28 Narapidana Kembali Dibebaskan Melalui Asimilasi 

Diketahui dua tenaga medis ini merupakan anggota Tim Gugus Tugas Covid-19 yang tengah bertugas, hal itu terbukti dengan adanya surat tugas dan surat perintah dari Kepala Dinas Kesehatan Intan Jaya.

Sejak kejadian tersebut, proses evakuasi terhadap dua korban menurut kepolisian lambat dilakukan.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari RRI, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Ahmad Musthofa Kamal membeberkan kronologi penembakan tersebut.

Kombes Pol Ahmad mengatakan, "Dari informasi yang diterima bahwa satu korban dinyatakan meninggal dunia dan satu lagi masih dirawat dalam keadaan kritis."

Baca Juga: Ucapan Selamat Idulfitri Singkat dalam Bahasa Sunda 

Lebih lanjut Ahmad mengatakan, awalnya dua orang tenaga medis yaitu Amalek Bagau (30) dan Eniko Somou (39) hendak bertugas mengantarkan obat-obatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Namun di tengah perjalanan, mereka berdua ditembaki oleh KKB. Penyerangan terjadi di wilayah adat Meepago dan berada di kawasan Pegunungan Cartenz.

“Setelah melewati jalan terjal, personel operasi Nemangkawi dan Polres Intan Jaya kemudian berhasil mengevakuasi kedua korban,” katanya.

Ahmad juga menjelaskan soal lambatnya penanganan yang dilakukan terhadap kedua tenaga medis ini.

Baca Juga: 15 Pemudik dari Bekasi Nekat Berdesakkan di Mobil SUV, Polisi Terpaksa Berhentikan 

Hal ini dikarenakan tempat kejadian penembakan berada di wilayah yang cukup jauh dan memiliki medan perjalanan yang cukup sulit diakses.

"Perlu diketahui bahwa tempat kejadian sangat jauh dengan medan yang sulit, hal ini merupakan salah satu hambatan yang dihadapi anggota di lapangan untuk menuju ke lokasi tersebut. Kita membutuhkan waktu sekitar lima jam untuk dapat tiba di TKP," ujar Ahmad.

Hingga berita ini dimuat, belum ada informasi lebih lanjut, pihak kepolisian pun masih memburu tersangka penembakan.

Baca Juga: Jalankan Fase 'New Normal', Ibadah Salat Idulfitri di 41 Kelurahan Berjalan Lancar 

dr Tirta Tanggapi Kejadian Penembakan di Papua

Mendengar peristiwa tersebut, influencer dokter Tirta pun turut menyampaikan rasa duka cita dan meminta kepolisian setempat untuk menangkap para pelaku.

Ia pun mencoba berefleksi dari peristiwa tersebut dengan ancaman atau hujatan yang datang dari hatersnya, yang seringkali menyebutnya "pansos" atau panjat sosial.

"Apakah suatu saat saya bisa dibunuh orang karena gerakan saya yg mendukung campaign pemerintah?," tulis dr Tirta.

Baca Juga: Lempeng Tektonik Raksasa Dekat Indonesia Terpisah, Berpotensi Jadi Penyebab Gempa Bumi Dahsyat 

Namanya naik ketika ia rutin bergerak sebagai relawan tenaga medis dalam penanganan covid-19.

Ia pun tak ingin hal yang sama terjadi kepada dirinya atau tenaga medis lainnya. Ia pun akan berusaha untuk tetap berdiri di tengah ancaman dan hujatan yang datang kepadanya.

"Apakah suatu saat haters nekat dan akan berani membunuh saya? Hujatan dan Ancaman ke saya dari haters, terus datang. Tapi tenang, saya ttp berdiri," tulis dr Tirta.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x