Baca Juga: Lagu Penderitaan Rakyat Hingga Resmi Dilarang, Berikut Tiga Fakta dari Lagu ‘Genjer-genjer’ Mars PKI
Ternyata saat check in, petugas Turkish airlines langsung meminta hasil PCR untuk disertakan di boarding pass karena katanya masuk Indonesia harus ada hasil PCR (bukan rapid test) yang diambil maksimal 7 hari sebelumnya.
Trinity pun merasa lega karena dirinya sudah punya hasil tes tersebut.
Lantas, penumpang di pesawat dibagikan kartu kuning yang harus diisi. Namun, kejadian setelahnya justru membuat Trinity merasa kecewa.
"Begitu mendarat di CGK T3 kemarin sekitar jam 18.00, tau-tau diserbu dengan suara orang-orang teriak-teriak nyuruh penumpang ke arah kanan untuk duduk. Ada petugas yg membagikan kertas "klirens kesehatan" dari Kemenkes. Lha apa bedanya sama kartu kuning yak?," tulis Trinity.
Baca Juga: Dirjen RRL KKP Meninggal Dunia Akibat Covid-19, Edhy Prabowo Ungkap Sosok Aryo Hanggono
Saat itu, ratusan kursi sudah disediakan, lalu ada petugas, tentara, dan polisi yang teriak-teriak menyuruh semua penumpang untuk duduk dalam bahasa Indonesia.
Tapi sayangnya, tidak ada info tertulis ataupun verbal tentang apa yang harus dilakukan para penumpang.
Bahkan, warga negara asing pun ikut dibentak tentara dengan kalimat "Hey you, come back!".
Trinity menjelaskan akibat kejadian tersebut, penumpang semakin lama semakin menumpuk. Bahkan makin dibentak-bentak, tapi tak kunjung diberi tahu apa yang harus mereka lakukan.