Godzilla Lahir Karena Penciptanya Pernah Ditolak Pemerintah Indonesia: Telusuri Asal Usul 'Raja Para Monster'

- 30 Maret 2024, 07:39 WIB
Film Godzilla yang pertama dibuat tahun 1954. /twitter/@kaijunewsoutlet
Film Godzilla yang pertama dibuat tahun 1954. /twitter/@kaijunewsoutlet /

PATRIOT BEKASI - Sejak debutnya di tahun 1954, Godzilla telah menjadi ikon budaya pop dan terus memukau para pecinta film dari generasi ke generasi.

Mari kita telusuri perjalanan sang "Raja Para Monster" ini, dari asal-usulnya yang terinspirasi tragedi hingga evolusi Godzilla di layar lebar.

Awal Mula Sang Legenda

Pada tahun 1954, Tomoyuki Tanaka seorang produser film Jepang, pulang dari Jakarta karena gagal menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk membuat film tentang penjajahan Jepang.

Baca Juga: 5 Versi Godzilla yang Paling Kuat, Godzilla Earth Ada di Puncak!

Jika perjanjian kerjasama diterima, Film tentang penjajahan Jepang ini akan digarap bersama Toho, perusahaan film Jepang yang membuat franchise film Godzilla sampai saat ini.

Tomoyuki Tanaka kemudian berpikir untuk mencari ide untuk film selanjutnya, namun ia harus mencari inspirasi film dari peristiwa atau tren yang sedang diminati saat itu agar film-nya dapat mendapatkan perhatian.

Terinspirasi oleh kepanikan massal di Jepang akibat bom nuklir AS di Bikini Atoll, Tanaka teringat film monster Hollywood seperti King Kong dan The Beast from 20,000 Fathoms. Ia pun ingin menciptakan monster raksasa yang melambangkan bencana nuklir.

Monster ini diberi nama Gojira, gabungan dari kata "kujira" (paus) dan "gorira" (gorila) dalam bahasa Jepang. Ishiro Honda dan Takeo Murata ditugaskan untuk menulis filmnya, dengan Honda yang kemudian menjadi sutradara andalan franchise Godzilla hingga tahun 1970.

Lebih dari Sekedar Film Monster

Honda ingin menghadirkan film monster yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung pesan moral. Ia ingin mengingatkan penonton tentang tragedi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki melalui film ini.

Visi Honda diwujudkan dengan bantuan Eiji Tsuburaya, pionir efek khusus Jepang. Tsuburaya membangun miniatur kota yang realistis dan menyempurnakan teknik "suitmation". Teknik ini melibatkan aktor yang memakai kostum monster, yang dalam hal ini adalah Haruo Nakajima.

Kostum Gojira sangat berat dan panas, dan Nakajima sering pingsan saat memakainya. Namun, dedikasi Nakajima dalam memerankan Gojira dengan gerakan lambat dan gajah-seperti memberikan efek realistis pada monster ini.

Film Gojira tidak hanya menampilkan monster raksasa, tetapi juga drama manusia yang menarik. Aktor-aktor pendatang seperti Akihiko Harata dan Takashi Shimura turut memeriahkan film ini. Musik ikonik karya Akira Ifukube semakin menambah ketegangan dan atmosfer film.

Evolusi Godzilla

Seiring berjalannya waktu, Godzilla mengalami berbagai evolusi dalam film-filmnya. Dari monster pemusnah yang melambangkan tragedi nuklir, Godzilla kemudian menjadi pelindung Bumi dari monster-monster lain.

Franchise Godzilla terus berkembang dengan berbagai interpretasi dan variasi cerita. Film-film terbarunya menggunakan teknologi CGI yang canggih untuk menghadirkan visual yang lebih memukau.

Meskipun telah mengalami banyak perubahan, esensi Godzilla sebagai simbol kekuatan alam dan kritik terhadap perang nuklir tetap dipertahankan. Godzilla akan terus menjadi ikon budaya pop yang tak lekang oleh waktu.***

Editor: M Hafni Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah