Ini Kata Dokter Kandungan Soal Lebih Aman Melahirkan di Rumah atau Rumah Sakit bagi Bumil

25 November 2020, 18:33 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir. /Esudroff/PIXABAYA

PR BEKASI - Bagi sebagian ibu hamil (bumil) yang sudah memasuki masa melahirkan, mungkin berpikir untuk melahirkan di rumah saja, karena khawatir tertular Covid-19, atau khawatir untuk menjalani kebiasaan baru saat berada di rumah sakit.

Namun, memilih untuk melahirkan di rumah nyatanya bukan menjadi pilihan paling aman bahkan untuk kondisi saat ini sekalipun.

Dalam webinar bertajuk "Aman Melahirkan di Masa New Normal", Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, Merwin Tjahjadi, mengatakan ada banyak risiko melahirkan di rumah.

Baca Juga: HNW Dorong Pemerintah Lakukan Dialog dengan HRS untuk Kerja Sama Tuntaskan Persoalan Bangsa

"Di era pandemi ini, masyarakat khawatir ke rumah sakit. Melahirkan di rumah banyak hal yang tidak bisa kita prediksi dan itu berisiko. Apabila berlangsung dengan baik melahirkan di rumah, kita berbahagia. Tetapi apabila ketika melahirkan di rumah lalu ada pendarahan, tentu risiko sangat besar. Tetap disarankan melahirkan di pelayanan kesehatan," katanya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 25 November 2020.

Selain pendarahan, ada risiko bayi tak kunjung lahir, detak jantung janin menurun saat ibu berusaha mengejan sementara, ibu tak segera mendapatkan pertolongan medis dan ini bisa berujung gawat janin.

"Persalinan fase satu, apakah maju atau tidak, berhari-hari tidak lahir-lahir. Lalu jika ibu berusaha mengejan detak jantung menurun, itu harus mendapatkan pertolongan segera. Lalu setelah bayi lahir, ada pendarahan harus dilakukan pertolongan segera, kemudian ada robekan luas harus dijahit, dijahitnya di rumah sakit," tuturnya.

Baca Juga: Ungkit Siapa Saja yang Dulu Tolak Ekspor Benih Lobster, Emil Salim: Bikin Makmur Orang Partai

Di sisi lain, penyedia fasilitas kesehatan saat ini sudah belajar menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang benar, sehingga pasien termasuk para bumil tetap aman melahirkan di rumah sakit.

Mereka akan mewajibkan bumil yang akan melahirkan untuk melakukan tes swab, memisahkan ruang bersalin ibu yang sehat dan terkena Covid-19, menutup akses kunjungan pada pasien kecuali keluarga terdekat.

Selain itu pihak yang menunggu persalinan perlu menjalani screening Covid-19, serta menyediakan kamar bersalin dan operasi bertekanan negatif untuk memastikan keamanan pasien selama persalinan.

Baca Juga: Gurunya Pernah Bermimpi Rasulullah Restui Perjuangan Habib Rizieq, Ustadz Ini Langsung Hormat

Dengan demikian proses melahirkan di rumah sakit tetap aman dilakukan, serta hasil swab test dapat ditunggu selama 2-3 jam.

"Ketika ibu hamil datang ke UGD dengan tidak diketanui status Covid-19, maka dilakukan triage UGD. Kami beruntung bisa melakukan prosedur gold standard. Jadi, pasien langsung dilakukan PCR swab di tempat dan hasil bisa keluar 2-3 jam, sehingga kita bisa memilah mana kasus yang non-Covid-19 maupun yang terkonfirmasi positif, lalu penanganan bisa langsung dilakukan," tuturnya.

Selama berada di fasilitas kesehatan, baik pasien maupun pengantar tetap diwajibkan mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan hand sanitizer selama 20-30 detik terutama usai menyentuh benda publik, lalu menjaga jarak dengan pasien lain sekitar lebih dari satu meter misalnya saat menaiki tangga.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler