Catat! Dua Vitamin Ini Direkomendasikan untuk Pasien OTG dan Bergejala Ringan Covid-19

23 Januari 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi Vitamin yang direkomendasikan dokter untuk pasien OTG dan bergejala ringan covid-19. /Pixabay

PR BEKASI – Bagi pasien Covid-19 yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG) atau dengan gejala ringan direkomendasikan untuk mengonsumsi vitamin C dan D.

Kedua vitamin tersebut direkomendasikan oleh Dokter spesialis paru yang juga menangani kasus Covid-19, Sylvia Sagita Siahaan.

"C, D. Sifatnya suportif saja," kata dia dalam sesi bincang daring seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu 23Januari 2021.

Baca Juga: Ucapannya Soal FPI Dikutip Pandji Pragiwaksono, Thamrin Tomagola Beri 5 Butir Klarifikasi 

Vitamin C seperti dikutip dari Medical News Today, merupakan antioksidan yang dapat melawan kerusakan oksidatif akibat proses melawan penyakit.

Vitamin ini juga membantu fungsi kekebalan tubuh yang sehat dengan mendukung perkembangan sel darah putih.

Dalam perannya sebagai antioksidan, vitamin C dapat membantu melawan peradangan, yang dapat merusak paru-paru dan organ lainnya.

Sylvia merekomendasikan 500 mg per enam jam oral tablet vitamin C non-acidic untuk 14 hari atau tablet hisap vitamin C 500 gram per 12 jam oral selama 30 hari atau multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet per 24 jam selama 30 hari.

Baca Juga: Benarkah 'Si Oyen’ Suka Mencari Masalah? Yuk Simak 5 Fakta Kucing Oranye Imut Ini 

Dikutip dari Sanook, para ahli merekomendasikan untuk mengonsumsi vitamin C pada pagi hari setelah sarapan.

Sementara untuk vitamin D, pasien bisa diberikan suplemen vitamin D 400-1000 IU per hari.

Suplemen ini bisa dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk ataupun sirup.

Pasien juga bisa mengonsumsi obat vitamin D 1000-5000 IU perhari yang bentuknya bisa tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU.

Baca Juga: Menegangkan! Pesawat Tempur Israel Tembakkan Rudal ke Suriah, Satu Keluarga Tewas 

Peneliti dari University of Cantabria di Santander, Spanyol, José L. Hernández seperti dikutip dari Healthline mengatakan, pengobatan menggunakan vitamin D harus direkomendasikan pada pasien Covid-19 dengan kadar vitamin D rendah karena mungkin memiliki efek menguntungkan baik pada muskuloskeletal maupun sistem kekebalannya.

Cara terbaik mengkonsumsi vitamin D adalah saat sarapan atau disela makan.

"Kalau (gejala) berat kita tambahkan vitamin lain seperti vitamin B, E, dan sebagainya. Intinya sebagai terapi suportif saja bukan utama. Sejauh ini kita belum benar-benar temukan obatnya," demikian kata Sylvia.

Baca Juga: Menkes Budi Sadikin Sarankan Ibu-ibu PKK Terlibat Tegakkan Prokes, Ini Alasannya 

Sementara itu, pada pasien dengan gejala ringan, bisa juga mendapatkan antivirus yakni oseltamivir atau avigan yang bentuknya oral.

"Untuk antivirus yang lain seperti aluvia tidak direkomendasikan lagi. Kalau remdesivir itu berarti dia harus dirawat di rumah sakit, sudah masuk gejala sedang.

Dari penelitian, remdesivir atau sedikit manfaatnya pada pasien yang membutuhkan tambahan oksigenasi," demikian tutur Sylvia.*** 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler