Tanaman yang Berpotensi jadi Obat Covid-19 Ada dalam Al-Qur'an, Guru Besar UII: Banyak Ayat Menjelaskan

13 Maret 2021, 07:48 WIB
Ilustrasi: Guru besar UII menyebutkan bahwa tanaman yang berpotensi sebagai obat alami Covid-19 ada dalam Al-Quran./Freepik /

PR BEKASI – Sudah satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia dengan banyak memakan korban jiwa. Namun, hingga kini belum menandakan bahwa pandemi tersebut akan segera usai.

Meskipun begitu, para pemimpin dunia hingga tenaga medis dan ilmuwan terus melakukan upaya agar meminimalisir penyebaran virus tersebut contohnya dengan vaksinasi.

Selain dengan vaksinasi, sistem kekebalan tubuh manusia juga perlu diperhatikan agar bisa menambah antibodi yang semakin kuat seperti contohnya dengan meminum obat.

Obat yang dimaksud di sini merupakan obat alami dari tanaman seperti yang dikatakan oleh Guru Besar Bidang Farmasetika Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Yandi Syukri.

Baca Juga: Sebut Isu Radikalisme Dijadikan 'Alat Pukul', Din Syamsuddin: Cenderung untuk Enyahkan Lawan Politik

Baca Juga: Pernah Dukung Anies Soal Rumah DP 0, Ferdinand 'Tantang' Neno Warisman Minta Maaf: Malu Dong!

Baca Juga: Yakin Megawati Tak Setujui KLB Paksa Demokrat, Rachland Nashidik: Seperti Bunuh Diri Politik

Prof Yandi Syukri menyebutkan bahwa sejumlah tanaman yang potensial dikembangkan menjadi obat Covid-19 itu terkandung dalam Kitab Al-Qur'an.

Menurutnya, hal itu berdasarkan penemuan data ilmiah dari Al-Quran belakangan ini dengan seiring meningkatnya penyelidikan ilmiah modern.

"Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan pentingnya tumbuhan," kata Prof Yandi Syukri, pada Sabtu, 13 Maret 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Menurut dia, dari 27 spesies tumbuhan yang disebutkan dalam Al Quran dan Hadis, beberapa yang mudah ditemukan yaitu jinten hitam (habatussauda), madu, bawang putih, kurma, labu, zaitun, adas, delima, anggur, kayu arak atau siwak (untuk sikat gigi), bawang merah, tin, jelay, dan jahe.

Namun, di antara tanaman tersebut yang sangat potensial untuk dikembangkan untuk pengobatan Covid-19 yaitu jahe, serta jinten hitam (habatussauda).

Baca Juga: Diduga Sindir Ruhut Sitompul Soal 'Anjing Penjaga' Demokrat, Teddy Gusnaidi: Bela Mati-matian Karena Jabatan

Lebih lanjut, kata dia, salah satu studi pemodelan molekul (molecular docking) untuk memprediksi interaksi protein host-virus di lokasi masuknya SARS-CoV-2 menunjukkan efek penghambatan konstituen jahe (Zingiber officinale) sebagai penghambat masuk virus SARS-CoV-2 dengan menggunakan semua protein inang dan asal virus.

Selain itu, jahe merupakan suplemen peningkat kekebalan alami, serta bahan penyusun formulasi herbal yang direkomendasikan oleh Badan POM sebagai tindakan pencegahan untuk meningkatkan kekebalan tubuh setelah wabah Covid-19.

Adapun jinten hitam atau habatussauda, kata dia, memiliki aktivitas antivirus, antioksidan, antiradang, antikoagulan, imunomodulator, bronkodilator, antihistaminik, antitusif, antipiretik, dan analgesik.

"Sehingga ini akan menjadi kandidat herbal potensial untuk mengobati pasien dengan Covid- 19," ujarnya.

Baca Juga: Diduga Sentil Nadiem Makarim, Diky Candra: Yang Alergi Agama Itu Sangat Mengherankan

Saat ini, kata Yandi, pengobatan alami digunakan oleh sekitar 80 persen populasi dunia, terutama di negara berkembang untuk perawatan kesehatan primer karena dapat diterima secara budaya, serta kemudahan akses dan keterjangkauan.

Oleh karena itu, menurutnya, produk alami yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadis telah menarik perhatian ahli botani, ahli biokimia, dan farmakognosi, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Tanaman yang berkhasiat sebagai imunomodulator, kata dia, memainkan peran penting dalam pengobatan infeksi inflamasi, dan imunodefisiensi melalui efeknya pada berbagai sel.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler