Para Ilmuwan Ungkap Bagaimana Tubuh Melawan Balik Terhadap Infeksi Virus Corona

19 Maret 2020, 06:56 WIB
TIM peneliti Australia memetakan kemajuan respon imun.* /Sky News/

PIKIRAN RAKYAT - Para ilmuwan di Australia mengatakan untuk pertama kalinya mereka memetakan bagaimana sistem imun tubuh merespons terhadap virus corona.

Hal ini merupakan sebuah langkah penting dalam kemungkinan pembuatan vaksin yang efektif.

Para peneliti di Peter Doherty Institute dalam menganalisis infeksi dan imun di Melbourne mampu menguji sampel darah pada empat titik berbeda pada wanita sehat berusia 40-an, yang mengalami COVID-19 dan memiliki gejala ringan hingga sedang.

Laporan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine, berfokus pada seorang wanita berusia 47 tahun dari Wuhan, Provinsi Hubei yang telah melakukan perjalanan ke Australia, 11 hari sebelum dia mulai menunjukkan gejala.

Baca Juga: On-nomi Jadi Tren Baru Minum Online di Jepang, Ubah Ruang Isolasi Diri jadi Pub Pribadi Ditengah Virus Corona 

Dia muncul di Melbourne A & E dengan keluhan lesu, sakit tenggorokan, batuk kering, nyeri dada pleuritik, sesak napas, dan demam.

Dia dinyatakan sehat dan bukan perokok yang tidak minum obat. Kondisinya diurus melalui rehidrasi cairan intravena tanpa oksigenasi tambahan.

Tidak ada antibiotik, steroid, atau agen antivirus yang digunakan.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Sky News pada Rabu, 18 Maret 2020, tim peneliti dapat menggunakan sampel darahnya untuk memetakan respons sistem imun tubuhnya terhadap virus.

Salah satu penulis jurnal tersebut, rekan penelitian Dr Oanh Nguyen, mengatakan ini adalah pertama kalinya respons imun yang luas terhadap virus corona telah dilaporkan.

Baca Juga: Cuaca Bekasi Hari Ini: Kamis, 19 Maret 2020 Diperkirakan Hujan Ringan hingga Berawan 

"Kami melihat luasnya respons imun pada pasien ini, menggunakan pengetahuan yang telah kami bangun selama bertahun-tahun dalam merespons imun pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit influenza," kata Dr Nguyen.

"Tiga hari setelah pasien dirawat, kami melihat populasi besar dari beberapa sel imun, yang seringkali merupakan pertanda pemulihan selama infeksi influenza musiman jadi kami memperkirakan bahwa pasien akan pulih dalam tiga hari, itulah yang terjadi," tuturnya.

Bekerja sama dengan Profesor Katherine Kedzierska, seorang peneliti imunologi influenza terkemuka di University of Melbourne, tim ini dapat membedah respons imun yang mengarah pada keberhasilan pemulihan dari COVID-19, yang mungkin merupakan rahasia untuk menemukan vaksin yang efektif.

"Kami menunjukkan bahwa walaupun COVID-19 disebabkan oleh virus baru, pada orang yang sehat, respons imun yang kuat di berbagai jenis sel dikaitkan dengan pemulihan klinis, mirip dengan apa yang kita lihat pada influenza," kata Profesor Kedzierska.

Baca Juga: Avigan, Antivirus Jepang yang Diakui Tiongkok Efektif Obati Pasien Corona 

"Ini adalah langkah maju yang luar biasa dalam memahami apa yang mendorong pemulihan COVID-19.

"Orang-orang dapat menggunakan metode kami untuk memahami respons imun dalam kohort COVID-19 yang lebih besar dan juga memahami apa yang kurang pada mereka yang memiliki dampak fatal," ujarnya.

Selain itu, Dr Thevarajan mengatakan bahwa perkiraan saat ini menunjukkan lebih dari 80 persen kasus virus corona ringan hingga sedang dan memahami respons imun pada kasus yang ringan ini adalah penelitian yang sangat penting.

"Kami berharap sekarang memperluas pekerjaan kami mencakup lingkup nasional dan internasional untuk memahami mengapa beberapa orang meninggal karena virus COVID-19 dan membangun pengetahuan lebih lanjut untuk membantu respons cepat COVID-19 dan virus yang muncul di masa depan." katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler