Efektivitas Penggunaan Masker Kain untuk Tangkal Corona Menurut Ahli

2 April 2020, 07:14 WIB
MAIA Estianty sengaja memesan masker kain agar pasokan stok masker masuk ke rumah sakit.* /Instagram @maiaestiantyreal/

PIKIRAN RAKYAT – Masker bedah, masker kain, N95, fecepiece respirator merupakan jenis masker yang banyak beredar di pasaran.

Namun di tengah pandemi, masker bedah dan masker N95 yang kerap digunakan pada tenaga medis dalam menangani pasien menjadi jenis masker yang sulit ditemui entah akibat jumlah permintaan meningkat dibanding ketersediaan masker yang terbatas atau oknum tertentu yang sengaja menimbun untuk kepentingan pribadi.

Sebagai alternatif, masker kain banyak dipilih masyarakat terutama saat berada di luar ruangan yang mau tidak mau mengharuskan bertemu dengan orang lain di tempat umum.

Baca Juga: Soal Pembatalan Tiket, Berikut Tenggat Waktu yang Diberikan PT KAI

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari situs resmi BNPB menurut Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan, masker kain memang bisa digunakan oleh masyarakat yang sehat di tempat umum.

Namun, yang perlu jadi perhatian bahwa masker kain tidak efektif melindungi hidung dan mulut dari partikel yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan.

Maka dari itu penggunaan masker di tempat umum harus diiringi dengan social distance dan physical distance.

Baca Juga: Terima Rp 66,5 Miliar, Achmad Yurianto: Kami Gunakan untuk Keperluan Tenaga Medis

“Tetap menjaga jarak 1 sampai 2 meter. Kenapa? Karena masker kain ini tidak bisa memproteksi masuknya partikel dan ini tidak disarankan bagi tenaga medis,” tuturnya seperti yang dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs resmi BNPB.

Erlina menjelaskan bahwa 40 persen hingga 90 persen partikel mampu menemus masker kain.

Kondisi tersebut menjadi alasan penggunaan masker kain tidak direkomendasikan kepada para tenaga kesehatan.

Baca Juga: Alami Demam dan Sesak? Mungkin Gejala Psikosomatik, Berikut Cara Mencegahnya Menurut WHO

Selain itu, masker kain ternyata tidak mampu melindungi wajah dari aerosol (partikel padat) dan airbone (partikel yang bertebaran di udara).

“Jadi pencegahan keluarnya droplet dari batuk atau bersin itu pada pemakai, kalau dropletnya yang beratnya besar, iya bisa. Tapi kalau dropletnya kecil tidak bisa,” ujar Erlina.

Erline juga menjelaskan penggunaan masker kain hanya efektif untuk menyaring partikel yang berukuran 3 mikro dan hanya mampu menahan 10 persen hingga 60 persen partikel saja.

Baca Juga: Masyarakat Berpenghasilan Rendah Hanya Bayar 5 Persen Suku Bunga Jika Ambil KPR

Padahal sebagian masyarakat memilih penggunaan masker kain karena bisa dicuci dan digunakan secara berulang dan mudah ditemukan terutama di tengah kondisi pandemi seperti sekarang.

Maka dari itu Erlina menyarankan jika ingin menggunakan masker kain sementara harus pergi ke tempat umum untuk keperluan mendesak, setelah masker kain digunakan maka harus dicuci dengan deterjen dan air hangat karena kedua bahan tersebut bisa membunuh virus.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler