Gawat, Badan Kesehatan AS Pastikan Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara Hingga Jarak 2 Meter Lebih

22 September 2020, 08:43 WIB
Ilustrasi memakai masker untuk pencegahan penularan covid-19 lewat udara. /Pexels/Nandhu Kumar

PR BEKASI - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat untuk pertama kalinya mengakui bahwa virus corona menyebar melalui udara.

Instansi tersebut sebelumnya mengatakan penyakit itu hanya menyebar melalui cairan atau tetesan yang dikeluarkan saat pasien batuk atau bersin dan dapat menginfeksi orang yang melakukan kontak secara dekat dengan pasien.

Tetapi mereka baru saja memperbaharui informasi tersebut pada Jumat, 18 September 2020.

Berdasarkan bukti yang berkembang bahwa virus itu dapat menyebar melalui tetesan yang sangat kecil yang dikeluarkan saat pasien bernapas. 

Baca Juga: Ada Angka dalam Nama Putranya, Ammar Zoni dan Irish Bella Ungkap Arti dari 'Air Rumi Akbar 1453'

Sehingga virus itu dapat bertahan di udara lebih lama dan dapat menyebar sejauh lebih dua meter di udara.

Virus yang terbawa melalui udara termasuk ke dalam yang paling menular dan mudah menyebar. 

CDC memperingatkan, sambil menyarankan orang untuk menggunakan pembersih udara dan juga untuk rutin membersihkan udara di dalam ruangan tertutup, selain juga memakai masker, mencuci tangan, dan mengisolasi diri anda jika sakit.

"Ada bukti yang berkembang bahwa tetesan dan partikel di udara dapat tetap tersuspensi di udara dan dihirup oleh orang lain," ucap CDC sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Mail pada Selasa, 22 September 2020.

Baca Juga: Banjir Tawaran Kerja Usai Keluar Penjara, Vicky Prasetyo: Bersyukur Banget Bisa Cari Nafkah Lagi

"Partikel-partikel ini menempuh jarak lebih dari dua meter (misalnya selama latihan paduan suara, di restoran dan di kelas kebugaran)," ucap CDC.

"Umumnya, lingkungan dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik dapat meningkatkan risiko ini," ucap CDC

Namun, CDC dan World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa kontak langsung secara dekat dengan orang yang terinfeksi masih menjadi cara paling umum penyebaran virus tersebut.

Hal ini membuktikan bahwa virus corona jauh lebih menular daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga: Sambut Tanggal Gajian, Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini Buat Kantong Lebih Hemat

Tindakan termasuk social distancing mungkin belum cukup untuk menghentikan penyebaran virus ini, terutama di ruang tertutup dan berventilasi buruk.

Jika virus hanya menyebar melalui tetesan saat batuk atau bersin, seharusnya social distancing mencegah hampir semua penyebarannya karena tetesan ini cepat jatuh ke tanah setelah seseorang batuk atau bersin.

Jika tetesan mendarat di suatu permukaan, virus itu mungkin terangkat oleh orang yang menyentuh permukaan, itulah sebabnya mencuci tangan ditekankan sebagai tindakan pencegahan.

Tetapi semakin banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa virus itu dapat bertahan hidup di udara dengan tetesan yang ukurannya jauh lebih kecil yang dikeluarkan ketika seseorang sedang bernapas.

Baca Juga: Mbah Wastub Puji Kiprah TMMD Reguler Brebes Memuluskan Jalannya ke Sawah

Karena tetesannya sangat kecil sehingga tidak langsung jatuh ke permukaan, melainkan berlama-lama di udara sehingga bisa terhirup oleh orang di sekitarnya.

Faktanya bahwa tetesan dapat bertahan di udara lebih lama dan dapat melayang lebih dari dua meter jauhnya dari orang terinfeksi.

Penyakit itu berpotensi menular kepada seseorang walaupun mereka tidak pernah melakukan kontak dekat dengan pasien.

WHO mengubah pedomannya setelah 239 ilmuwan dari 32 negara menulis laporan ilmiah kepada badan PBB tersebut, meminta untuk mengakui bukti yang berkembang bahwa virus itu memang dapat menyebar melalui udara.

Baca Juga: Sempat Beredar Dokumen Pakta Integritas Mahasiswa Baru UI, Alumni: Kontroversi Itu Sudah Selesai

Seorang profesor yang menandatangani laporan ilmiah tersebut mengatakan, akan ada kekhawatiran untuk memberi label bahwa virus itu dapat menyebar melalui udara karena dapat menyebabkan kepanikan publik.

Benedetta Allegranzi, kepala teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, mengakui terdapat kasus yang membuktikan penularan melalui udara, tetapi masih perlu dipelajari dengan cermat.

"Kemungkinan penularan melalui udara di tempat umum memiliki kondisi yang sangat spesifik, ramai, sesak, tertutup, dan pengaturan ventilasi yang buruk," ucapnya.

"Namun, bukti perlu dikumpulkan dan dianalisis lebih lanjut, kami terus mendukung bukti-bukti terbaru terkait penyebaran virus ini," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler