Jokowi Minta Masyarakat Tidak Panik Soal Varian Baru Covid-19 B117, Apakah Benar Tidak Lebih Berbahaya?

- 8 Maret 2021, 14:18 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay

Presiden menyarankan masyarakat cukup menjalankan protokol kesehatan dengan ketat seperti mencuci tangan, memakai masker hingga menjaga jarak. Apalagi upaya itu dibarengi dengan percepatan vaksinasi.

"Mari kita tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan dengan ketat seiring dengan pelaksanaan vaksinasi yang semakin cepat," ucapnya.

Diketahui mutasi virus corona B117 pertama kali ditemukan di Inggris dan telah menyebar ke lebih dari 90 Negara, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Diduga Pemberontak Komunis, 9 Aktivis Filipina Tewas oleh Polisi Buntut Kebijakan Duterte 

Meski dinilai cepat menular, varian baru ini tidak membuat kondisi pasien lebih memburuk.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Instagram @ningzspdd, varian baru covid-19 B117 berbeda dari varian sebelumnya seperti, varian D614G yang sedang dominan dunia saat ini.

Varian tersebut juga berbeda dengan S477N yang merupakan varian kedua di Australia, A222V yang ditemukan pada gelombang kedua di inggirs, varian Y453F yang berada di Denmark dan belanda, 501Y.V2 Gelombang kedua di Afrika Selatan, dan yang terakhir ada varian VOC N501Y.V1.

Namun, apakah varian ini menyebabkan penderitanya memiliki sakit yang lebih berat?

Dalam laporan terbaru, Mutasi B117 berpotensi menaikkan kasus bergejala dan kematian sebesar 1.3 kali atau 30 persen pada kasus harian Covid-19 di Inggris.

Namun data tersebut masih sebatas menunjukkan hubungan sebab akibat dan keganasan dari varian baru ini belum terdefiniskan dengan jelas seperti kerusakan tubuh dan seberapa lamanya sembuh.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah