PR BEKASI – Setidaknya sembilan aktivis yang diduga sebagai pemberontak komunis telah tewas setelah mendapat serangan polisi di Filipina utara pada Minggu, 7 Maret 2021.
Kejadian tersebut terjadi hanya dua hari setelah Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan pasukan pemerintah untuk membunuh dan menghabisi semua pemberontak komunis di Filipina
Polisi juga telah menangkap enam orang selama penggerebekan di tiga provinsi di sekitar Metro Manila kemarin, sementara setidaknya enam lainnya melarikan diri.
Polisi juga mengatakan mereka memiliki surat perintah penangkapan terhadap 18 orang, menambahkan bahwa beberapa menolak penangkapan, yang mengakibatkan kematian mereka.
Baca Juga: Andi Arief Kirim Sinyal Peringatan: Nasib Moeldoko, Marzuki Alie, dan Jhoni Allen Tinggal Seminggu
Baca Juga: AHY Bersama 34 Ketua DPD Demokrat Geruduk Kemenkumham Hari Ini, Ada Apa?
Kelompok hak asasi Karapatan dan Partai Kabataan (Pemuda) menentang klaim pemerintah tersebut, dengan mengatakan orang -orang yang terbunuh telah dieksekusi.
Emmanuel "Manny" Asuncion, seorang pemimpin buruh di provinsi Cavite, di luar Manila, termasuk di antara mereka yang tewas, kata federasi nelayan Pamalakaya dalam sebuah pernyataan.