UPLB Perspective, publikasi mahasiswa di University of the Philippines, melaporkan bahwa dua orang penyelenggara perburuhan, sepasang suami istri, tewas di provinsi Batangas, yang berbatasan dengan ibukota Filipina.
Chai dan Ariel Evangelista, bersama dengan putra mereka yang berusia 10 tahun, hilang hanya beberapa jam sebelum kematian mereka. Keberadaan putra mereka masih belum diketahui.
Baca Juga: Sejumlah Komoditas Utama Alami Kenaikan, Berikut Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat Pekan Ini
Karapatan mengatakan keluarga itu ditahan selama penggerebekan dini hari, tetapi tidak menyebutkan siapa yang menahan mereka.
Di Provinsi Rizal, Karapatan juga mengonfirmasi tewasnya dua aktivis menyusul insiden penembakan.
Sementara polisi yang melakukan penggerebekan pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal Karapatan Cristina Palabay mengatakan militer dengan patuh mengindahkan perintah bunuh, bunuh, bunuh presiden.
Phil Robertson, wakil direktur Kelompok Human Rights Watch (HRW) Asia juga menyatakan keprihatinan tentang penggerebekan mematikan tersebut.
Baca Juga: Bahaya, Simak Penjelasan Akibat jika Minum Soda Setiap Hari bagi Kesehatan
Mereka mengatakan operasi tersebut tampaknya merupakan rencana terkoordinasi oleh pihak berwenang untuk membersihkan pemberontak Komunis.
"ini jelas merupakan bagian dari kampanye kontra pemberontakan pemerintah yang semakin brutal yang bertujuan untuk menghilangkan pemberontak komunis," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Senin, 8 Maret 2021.