"Pertama, mereka tidak boleh melewatkan kesempatan untuk divaksinasi karena takut akan beberapa efek samping. Kedua, respons imun dikatakan dua kali lebih efektif saat orang berpuasa," kata Dr Palat.
Ini adalah fakta yang diketahui bahwa ketika orang berpuasa 12 jam, baik untuk tujuan keagamaan atau medis, makrofag dalam sistem kekebalan bekerja lebih cepat.
Manfaatnya, dapat membersihkan semua sel yang sakit atau mati dan racun juga. Proses ini disebut autophagy dan selama periode ini sistem imun menjadi sangat sensitif dan efektif.
"Puasa intermiten diketahui efektif untuk penderita diabetes, Tuberkulosis, dan pengelolaan gangguan metabolisme lainnya. Jadi vaksinasi selama periode puasa baik-baik saja," ucap Dr Palat.
Baca Juga: Kaitkan PKS dengan Paham Radikalisme, Dewi Tanjung: Nyai Bela Negara Bukan Partai Pengkhianat Bangsa
Dr Gunjan Mahajan, spesialis patologi klinis di Laboratorium Rumah Sakit Medeor, turut mendukung pandangan Dr Palat tersebut.
"Prioritasnya adalah untuk menjalani vaksin, baik dosis pertama dan kedua dan orang tidak perlu mengubah janji mereka karena jam puasa," ucap Dr Mahajan.
"Dalam sebagian besar kasus, satu-satunya efek samping yang ditunjukkan oleh vaksin adalah lengan yang sakit, pusing atau sakit kepala dan itu juga muncul sehari setelah vaksinasi," ucapnya.
"Saya menyarankan orang-orang untuk mau dan melakukan vaksinasi," katanya.