PR BEKASI - Mitos mengenai vaksin Covid-19 hingga saat ini masih sering ditemukan di banyak negara, termasuk di Indonesia.
Informasi yang tidak tepat tersebut menyebabkan seseorang menjadi ragu atau bahkan tidak mau divaksinasi Covid-19 sama sekali.
Jadi apa saja mitos yang ada mengenai vaksin Covid-19 saat ini dan bagaimana sebetulnya penjelasannya?
Baca Juga: WHO Soroti Kebutuhan Vaksin Covid-19, Kembali Minta Negara-negara Kaya Tahan Booster Shot hingga 2022
Simak penjelasan dari dr. Adam Prabata dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Instagram miliknya.
1. Vaksin Covid-19 menyebabkan terpapar virus Corona
Vaksin menyebabkan seseorang terapap Covid-19 adalah mitos, hal itu karena banyak informasi dari warga yang setelah vaksin terpapar Covid-19.
Faktanya, vaksin Covid-19 tidak dapat membuat seseorang terkena Covid-19.
Baca Juga: Bolehkah Disuntik Vaksin Tetanus Setelah Vaksin Covid-19? Ini Penjelasan Zubairi Djoerban
Covid-19 yang terjadi pada orang sudah divaksinasi terjadi karena ada infeksi virus penyebab Covid-19 baik sebelum setelah vaksinasi.
2. Vaksin di Indonesia belum terbukti aman dan efektif
Mitos yang kedua ini beredar di kalangan masyarakat Indonesia, dan menjadi misinformasi tanpa bukti yang jelas.
Faktanya, semua vaksin yang diberikan masyarakat Indonesia terbukti aman dan sudah terbukti efektivitasnya serta keamananya sudah mendapat UEA dari BPOM.
Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Vaksin Covid-19 Gratis di Kota Bekasi untuk Masyarakat Umum Digelar hingga 13 September 2021
3. Vaksin Covid-19 dibuat terburu-buru
Vaksin Covid-19 dibuat terburu-buru sehingga efektivitasnya dan keamanannya diragukan adalah mitos.
Faktanya tidak ada satu fase penelitian vaksin Covid-19 yang dilakukan.
Selain itu metode membuat vaksin sudah sangat berkembang.
Baca Juga: Anies Baswedan Minta Masyarakat Divaksin Ketimbang Manipulasi Sertifikat Vaksin: Vaksinnya Gampang
4. Vaksin Covid-19 bisa merubah DNA manusia
Mitos tersebut sangat dipertanyakan bagaimana bisa vaksin merubah DNA.
Faktanya vaksin mRNA (Pfizer dan Moderna) tidak masuk ke dalam inti sel dan mengubah DNA.
Di sisi lain vaksin virus inaktif (Sinovac dan Sinopharm) tidak dapat menginfeksi sel.
Sedangkan vaksin vektor virus (Astrazeneca) tidak dapat mengubah susunan DNA.***