Bersiap Endemi, Malaysia Berburu Pil Molnupiravir Obat Pertama untuk Pasien Covid-19

- 3 Oktober 2021, 20:09 WIB
Malaysia sedang berusaha untuk bernegosiasi mendapatkan pil Molnupiravir, obat oral covid-19 pertama demi menghadapi situasi endemi.
Malaysia sedang berusaha untuk bernegosiasi mendapatkan pil Molnupiravir, obat oral covid-19 pertama demi menghadapi situasi endemi. /Merck & Co Inc/Handout via REUTERS/REUTERS

PR BEKASI - Malaysia bergegas untuk mendapatkan pil Molnupiravir, sebuah obat antivirus eksperimental untuk pasien Covid-19.

Hal ini disiapkan Malaysia untuk menghadapi situasi covid-19 yang akan mereka ubah statusnya menjadi endemi.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari World of Buzz pada Minggu, 3 Oktober 2021, negeri Jiran itu akan bernegosiasi ulang untuk memperoleh Molnupiravir.

Baca Juga: Pandu Riono Minta Jokowi Tinjau Ulang Paket Obat Covid-19 Gratis: Itu Kontraproduktif, Tak Mendidik Rakyat 

Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin melalui unggahan di Twitter pribadinya mengenai obat Molnupiravir mengatakan, akan menambahkan opsi pengobatan baru.

“Ketika kita beralih ke hidup dengan Covid, kami akan menambahkan opsi pengobatan baru yang inovatif ke gudang senjata kami selain vaksin,” kata Menkes Malaysia.

Khairy Jamaluddin mengatakan bahwa dia sudah mulai bernegosiasi untuk Malaysia agar mendapatkan obat-obatan efektif yang telah melalui uji klinis.

Dengan tujuan agar Malaysia dapat segera memiliki obat yang tersedia untuk mengobati pasien.

Baca Juga: Studi Terbaru Klaim Obat Covid-19 Buatan Merck Efektif Lawan Varian Delta, Pemerintah AS Belum Beri Izin Edar 

Obat Molnupiravur ini dikembangkan oleh Merck & Co.

Berdasarkan hasil uji klinis sementara, obat itu dapat mengurangi risiko rawat inap atau kematian sekitar setengahnya.

Selain itu, Molnupiravir akan menjadi obat antivirus oral pertama Covid-19 jika diizinkan.

Menurut Reuters, analisis sementara direncanakan terhadap 775 pasien.

Dalam penelitian Merck, terdapat 7,3% yang diberi molnupiravir menunjukkan tidak ada kasus kematian dalam 29 hari setelah pengobatan.

Baca Juga: Rocky Gerung Minta Jokowi Berbohong Soal Obat Covid-19, Ferdinand Hutahaean: Presiden Bukan Ingin Bersandiwara

Pasien pengidap Covid-19 diberi obat dua kali sehari selama lima hari dirawat di rumah sakit.

Obat tidak hanya efektif untuk mencegah semua jenis varian, tetapi juga aman dan terjangkau.

Merck telah setuju untuk melisensikan obat tersebut kepada beberapa pembuat obat generik yang berbasis di India.

Perusahaan itu akan dapat memasok pengobatan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Baca Juga: Malaysia Berencana Akan Beli Obat Covid-19 Merck, Negosiasi Sudah Dimulai oleh Menteri Kesehatan 

Astro Awani melaporkan jumlah infeksi baru Covid-19 di Malaysia hari ini terus menurun menjadi 9.066 kasus dalam 24 jam dibandingkan dengan 10.915 yang tercatat pada Sabtu, 2 Oktober 2021.

Direktur Jenderal Kesehatan, Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, jumlah infeksi baru tersebut menjadikan jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Malaysia menjadi 2.277.565.

Menurutnya, Sarawak tetap menjadi negara bagian yang melaporkan infeksi harian tertinggi dengan 1.418 kasus diikuti oleh Selangor (1.000) dan Johor (981).

Baca Juga: Sebut HIV adalah Hukuman Tuhan, Tenaga Medis di Malaysia Dikecam Warganet 

Sementara sebanyak 20,41 juta orang atau 87,2 persen populasi orang dewasa di Malaysia telah menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 hingga kemarin.

Berdasarkan portal COVIDNOW, Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) menginformasikan, 94,3 persen atau 22,07 juta populasi orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: World of Buzz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x