Baca Juga: Indonesia Konfirmasi Kasus Virus Corona, Bulog Pastikan Stok Beras Terkendali
Ahli pulmonologi dr. Jaka Pradipta menuturkan bahwa informasi mengenai deteksi virus corona atau COVID-19 melalui tes fisik adalah berita bohong atau hoaks.
"Hoaks itu. Hati-hati," kata dr. Jaka Pradipta.
Pernyataan itu juga diperkuat oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Penyakit Infeksi, Puri Indah, Ikhsan Mokoagow, bahwa virus MERS CO-V 2 yang menyebabkan virus corona hanya bisa terdeteksi menggunakan uji laboratorium.
"Umumnya dari swab tenggorok ataupun dahak," kata Ikhsan Mokoagaow.
Pemeriksaan dapat mulai dilakukan setelah didapati gejala-gejala dugaan virus corona sebagaimana disebutkan oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu, demam di atas 38 derajat celcius, mengalami gejala saluran pernafasan seperti batuk, sesak, dan memiliki riwayat berhubungan dengan pasien virus corona, atau bepergian ke wilayah-wilayah yang telah terjangkit, seperti Tiongkok.
Menurut Jaka, jika pemeriksaan pertama negatif maka bisa diulang kembali pada 24 jam berikutnya.
"Bila hasilnya kembali negatif maka pasien bisa dikeluarkan dari pengawasan," kata dia.
Ikhsan Mokoagow juga menegaskan bahwa pemeriksaan virus corona tidak dilakukan melalui media darah pasien.