Selanjutnya, para peneliti menganalisis 26 penelitian yang melibatkan 5.633 pasien Covid-19 dan membandingkan penggunaan seng, vitamin C, dan vitamin D dengan standar perawatan keseluruhan yang diterima pasien.
Mereka kemudian menemukan bahwa tidak ada vitamin yang berdampak signifikan terhadap kematian.
Namun, vitamin D memang mengurangi tingkat intubasi, atau jumlah pasien yang membutuhkan ventilator, serta lama rawat inap pasien.
Baca Juga: One Piece 1041, Luffy Ternyata Akan Kehilangan Mata Kirinya saat Duel Maut Melawan Kaido
Beran, seorang residen penyakit dalam di Universitas Toledo dan penulis utama studi tersebut, mengomentari kesalahpahaman umum bahwa mengkonsumsi vitamin meningkatkan kondisi pasien Covid-19:
"Banyak orang memiliki kesalahpahaman bahwa jika Anda mengonsumsi seng, vitamin D, atau vitamin C, itu dapat membantu hasil klinis Covid-19. Itu belum terbukti benar," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jerusalem Post, Sabtu, 19 Februari 2022.
“Akan tetapi, vitamin D dapat mengurangi kemungkinan orang yang terkena Covid-19 untuk mengalami gejala yang parah,” tambahnya.
Para peneliti mencatat bahwa hasil penelitian tersebut tidak berarti bahwa vitamin dan mineral merugikan tubuh.
Namun, hasil penelitian tersebut hanya membuktikan bahwa vitamin tidak dapat mencegah kematian akibat Covid-19.