Ahli Saraf Sebut Tingkat Kecemasan Berpengaruh terhadap Motivasi Seseorang Mencapai Tujuan

- 30 Maret 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi depresi.
Ilustrasi depresi. /Pixabay/Alexandra_Koch

PR BEKASI - Sebuah studi menunjukkan tingkat kecemasan individu mempengaruhi motivasi seseorang dalam beraktivitas.

Studi yang dilakukan tentang motivasi setelah terpapar stres yang menghubungkan tingkat kecemasan sampai sekarang memberikan hasil yang kontradiktif.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres atau kecemasan menyebabkan penurunan motivasi, sementara yang lain menunjukkan peningkatan kinerja.

Carmen Sandi, ahli saraf di École Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL) Brain Mind Institute, beserta timnya meneliti pengaruh kecemasan terhadap motivasi pada tikus.

Baca Juga: Gratis 18 Link Twibbon Ramadhan 2022 Gratis, Marhaban Ya Ramadhan!

Seperti manusia, tikus memiliki ciri kepribadian yang sangat cemas di setiap waktu.

"Kami mengambil variasi alami ini sebagai dasar untuk memilih populasi tikus yang sangat cemas dan kelompok lain dengan sifat kecemasan rendah," kata Carmen Sandi.

Kemudian, mereka menguji tingkat stres tikus dengan menempatkannya di tempat yang membuat mereka tidak dapat melarikan diri selama seperempat jam.

Setelah melihat reaksinya, segera dilakukan pengujian pada tingkat motivasinya saat mereka mendengar tuas lebih keras setiap kali dibunyikan.

Baca Juga: Teori One Piece 1045, Kekuatan Joy Boy pada Luffy Ancam Gorosei dan Pemerintah Dunia

Kapasitas tikus yang sangat cemas untuk mempertahankan kinerja yang stabil, jauh lebih rendah daripada yang ditunjukkan oleh tikus yang kurang cemas.

Para peneliti mengamati saat reseptor diaktifkan pada hewan yang terpapar stres akan memengaruhi aktivitas kelompok sel dopaminergik di area tegmental ventral (VTA), wilayah otak yang dikenal karena perannya dalam mengatur motivasi.

Ioannis Zalachoras, postdoc di EPFL, menyampaikan hasil yang konsisten dengan kesimpulan bahwa motivasi dalam mencapai tujuan tidak akan bergerak searah dengan kecemasan.

"Motivasi di bawah tekanan akan bergerak ke arah yang berlawanan pada individu dengan tingkat kecemasannya masing-masing,” kata Zalachoras, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Neuroscience News, pada Rabu, 23 Maret 2022.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Rabu 30 Maret 2022: Film Interstellar, Insert, Bikin Laper

Menurut Sandi, keanekaragaman karakter juga mempengaruhi persoalan yang dihadapi setiap individu.

“Ilmu hayat selama ini cenderung menghindari pertanyaan tentang keragaman, terutama yang terkait dengan gender. Selain tujuan utamanya, penelitian kami juga merupakan cara untuk melihat persoalan keragaman,” kata Sandi.

Dia mengatakan bahwa tingkat depresi pasien sangat perlu dipantau untuk mengembangkan peluang keberhasilan kerja.

“Hasil kami menunjukkan bahwa kami perlu memperhitungkan ciri-ciri kecemasan individu untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang kinerja perilaku. Ini tentu akan membantu mengembangkan uji klinis yang lebih fokus pada profil genetik dan variabilitas individu dalam kecemasan, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan mereka,” ujarnya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Neuro Science News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x