PR BEKASI - Baru-baru ini, tren 'puasa intermiten' telah dipromosikan oleh pakar kesehatan, selebritas, dan influencer sebagai cara efektif untuk mendetoksifikasi tubuh.
Detoksifikasi atau detok tubuh yang dimaksud, yaitu dengan mengurangi jumlah makanan seperti saat berpuasa bulan Ramadhan.
Detoks tubuh melalui cara berpuasa diyakini sebagai bentuk meningkatkan kesehatan tubuh, dan mengurangi stres.
Dr. Lina Shibib, ahli gizi di Medcare Hospital, Dubai, mengatakan praktik berhenti makan dan minum secara berkala selama sebulan terbukti mendorong berbagai proses penyembuhan dan peningkatan fungsi tubuh.
“Puasa dan olahraga sama-sama meningkatkan pembentukan protein yang disebut faktor neurotropik yang diturunkan dari otak, atau BDNF, dalam sel saraf,” kata Shibib.
Dia juga menunjukkan bahwa protein dalam memori dan pembentukan sel baru, memiliki kemampuan untuk membuat neuron lebih tahan stres.
Baca Juga: Ucapan Selamat Idul Fitri 1443 Hijriah untuk Teman, Sahabat, hingga Keluarga
"Selama puasa, neuron masuk ke status konservasi sumber daya dan tahan stres," jelasnya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Arab News, pada Sabtu, 30 April 2022.
Bahkan, protein dalam tubuh akan terbentuk lebih banyak saat Anda menjalankan puasa Ramadhan.