PR Bekasi - Para ekonom menganalogikan suatu masalah finansial dengan analogi sandwich. Sandwich adalah makanan yang menghimpit daging dan sayuran dengan dua buah roti lapis.
Sebagaimana Sandwich, seseorang yang memiliki tanggunang finansial untuk menafkahi orang tua/keluarga dan anak-istri.
Seseorang yang mengalami masalah finansial seperti ini dihadapkan pada dilema antara tanggung jawab sebagai anak untuk berbakti kepada orang tua dan saudara dengan tugas sebagai kepala keluarga untuk menafkahi anak dan istri.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Ada Uang Lembar Baru Pecahan Rp200 Ribu yang Baru Diluncurkan
Keduanya memang penting, tetapi alokasi anggaran pengeluaran bisa-bisa jebol dan tidak adanya tabungan untuk masa pensiun.
Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari kanal YouTube Zap Finance, Kamis. 20 Agustus 2020, tentang generasi sandwich yang menjadi problem generasi milenial. Prita Ghozie, CEO Zap Finance, dalam video tersebut menyatakan bahwa problem finansial semacam ini adalah problem kolektif yang terjadi karena budaya.
Budaya Timur mewariskan kita bahwa nafkah orang tua pada masa tuanya adalah tanggungan anak. Hal ini menyebabkan sang anak yang telah memasuki usia produktif dan telah berkeluarga memiliki masalah dalam mengelola finansial.
Baca Juga: Sering Alami Anxiety? Hindari 11 Makanan dan Minuman Ini
Menurut Prita, generasi sandwich tidak hanya terjadi pada generasi milenial. Generasi sebelumnya, yakni generasi boomer, juga merupakan generasi sandwich. Masalah keuangan ini adalah rantai peristiwa yang terus terulang karena telah menjadi tradisi turun-menurun.