Angela mengatakan, meskipun pemahaman kita tentang jantung wanita telah meningkat, penerapannya dalam praktik klinis masih tertinggal dan dokter tetap menggunakan cara yang berorientasi pada pria dalam merawat pasien wanita.
Studi menunjukkan bahwa kurang dari 25 persen wanita dengan tekanan darah tinggi dirawat secara memadai.
Pada laki-laki kita menyebutnya hipertensi atau tekanan darah tinggi, sedangkan pada wanita kita menyebutnya sebagai stres.
Wanita 50 persen lebih mungkin mengalami salah diagnosis setelah serangan jantung dibandingkan pria.
Baca Juga: Jadi Kasus Klaster Perkantoran Terparah, Achmad Yurianto Ungkap Fakta Sebenarnya di Kemenkes
Ketika saya membuka klinik spesialis jantung pertama untuk wanita di Belanda pada tahun 2003, saya kaget menemukan begitu banyak hal bertentangan di komunitas kardiologi.
Itulah sebabnya saya menulis buku tentang hal tersebut, untuk memberi wanita di luar sana informasi yang mereka butuhkan.
Bukan hanya untuk membantu mereka merawat jantung mereka, tetapi juga untuk mendapatkan kepercayaan diri mengajukan pertanyaan yang tepat kepada para tenaga medis profesional sehingga akhirnya ada kesinambungan antara pasien dengan dokter mereka.
Baca Juga: Depresi Berat karena Tak Kunjung Dapat Pacar, Pria Ini Nekat Potong Mr. P Usai Pulang Kerja
Stres membebani jantung wanita