Seiring bertambahnya usia, kemampuan otot jantung berkontraksi melemah dan pembuluh darah kehilangan kemampuannya untuk melebar.
Prosesnya dimulai di lapisan dinding pembuluh darah yang menjadi kurang elastis.
Setelah monopause, proses ini jauh lebih cepat pada wanita dibandingkan pria, terutama di pembuluh darah pada otot jantung.
Stres memiliki peran penting pada angina yang dialami wanita, hal ini disebabkan stres dapat mempengaruhi penyempitan pembuluh darah oleh penumpukan plak.
Baca Juga: Penggunaan Layanan Kesehatan Digital Ternyata Pengaruhi Tingkat Infeksi COVID-19
Masalah pada arteri yang tidak terlihat
Ini bukan masalah diskriminasi tetapi karena perbedaan jenis kelamin berpengaruh dalam pola aterosklerosis (pembengkakan arteri).
Wanita memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kombinasi aterosklerosis ringan dan pembuluh darah kaku yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen.
Pada wanita, aterosklerosis cenderung menyebar lebih luas melalui pembuluh darah, sedangkan pria cenderung terfokus di satu area sehingga dapat terlihat dengan jelas.
Baca Juga: Kebanjiran Pasien, Sebanyak 79 Persen Ruang Isolasi COVID-19 di Jakarta Terisi