Waspadai Wasir karena Terlalu Lama Duduk Disaat WFH, Simak Cara Mencegahnya

- 30 Oktober 2020, 06:56 WIB
Ilustrasi work from home (WFH).
Ilustrasi work from home (WFH). /Pixabay/imperioame/

PR BEKASI - Sejak pandemi COVID-19 hampir semua kegiatan dibatasi termasuk kerja.

Untuk pekerja yang biasanya harus menjalankan aktivitas di kantor pada masa pandemi COVID-19 ini, tidak sedikit yang bekerja di rumah atau Work From Home (WFH).

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI pada Kamis, 29 Oktober 2020, diketahui bahwa selama masa pandemi hampir semua perkantoran menerapkan kebijakan WFH.

Baca Juga: Hasil Liga Eropa: AC Milan Benamkan Sparta Praha dengan Skor 3-0, Pemain Pinjaman MU Curi Perhatian

Selama WFH, kebanyakan orang aktivitasnya sebagian besar dihabiskan dengan duduk saja, baik saat bekerja, belajar, hingga bersantai.

Dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif RS Siloam Surabaya, dr F Siusanto Hadi, SpB-KBD mengatakan bahwa studi yang dilakukan pada 2008 kepada 6.300 orang di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada masa normal setidaknya orang AS menghabiskan waktu 7,7 jam perhari hanya untuk duduk.

Namun, angka tersebut akan naik dalam penelitian terbaru. Penelitian terbaru tersebut menunjukkan, pada masa pandemi atau sejak Maret 2020, durasi duduk di AS meningkat sebanyak 3 jam perhari atau menjadi selama 11,7 jam hanya untuk duduk.

Baca Juga: Hasil Liga Eropa: Leicester City Curi Poin di Yunani, Tottenham Hotspur Takluk di Belgia

Sedangkan di negara lain seperti Inggris, Prancis, Spanyol dan Kanada meningkat 2 jam sehari, serta di Belanda, Denmark, Belgia, dan Austria meningkat 1 jam sehari.

“Angka tersebut menunjukkan bahwa selama masa pandemi dan semua orang melakukan WFH, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya hanya dengan duduk. Padahal, banyak risiko penyakit yang bisa muncul akibat duduk terlalu lama. Salah satunya adalah hemoroid atau yang dikenal orang awam dengan sebutan wasir,” kata dokter yang akrab disapa dr Sius di sela "Bincang Sehat RS Siloam Surabaya" pada Rabu, 28 Oktober 2020 kemarin.

Menurut dr Sius, hemeroid atau wasir terjadi ketika ada pembesaran pembuluh darah di sekitar anus yang disebabkan oleh proses pembengkakan dari pembuluh darah tersebut.

Baca Juga: Dikunjungi Mike Pompeo, Jokowi: AS Harus Pahami Posisi Indonesia Negara Berkembang dan Negara Muslim

Pembengkakkan tersebut, menurutnya, karena adanya penekanan yang terjadi secara terus-menerus pada tulang ekor karena posisi duduk yang salah.

Padahal, lanjutnya, di depan tulang ekor terdapat usus besar yang menjadi saluran terakhir dalam pencernaan dan menjadi pembuangan akhir feses.

“Di antara tulang ekor dan usus besar ini terdapat banyak pembuluh darah. Apabila terjadi penekanan di area ini tentu saja akan membuat pembuluh darah menjadi tidak lancar dan bengkak, sehingga pada akhirnya malah akan menimbulkan wasir,” katanya. 

Baca Juga: Dinilai Mainkan Peran Penting di ASEAN, Menlu: Akan Lebih Banyak Pengusaha AS Datangi Indonesia

Dr Sius juga menyebutkan, setidaknya ada tiga tipe hemoroid yakni sebagai berikut!;

Pertama, tipe hemoroid internal, yaitu pembengkakan pembuluh darah yang terjadi dalam anus dan tidak terlihat.

Kedua, hemoroid eksternal adalah kondisi jika pembengkakan terjadi di luar anus, yaitu dekat lubang anus, dan terasa lebih nyeri.

Baca Juga: Dinilai Mainkan Peran Penting di ASEAN, Menlu: Akan Lebih Banyak Pengusaha AS Datangi Indonesia

Ketiga, ada pula hemoroid campuran yang terjadi pembengkakan di area dalam dan luar.

Ia mengatakan, dalam penanganannya, saat ini hemeroid bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi laser disebut dengan laser hemorrhoidoplasty.

Sementara ia katakan untuk mencegahnya ada empat cara yang bisa dilakukan yakni sebagai berikut.

Baca Juga: Pembakar Halte Sarinah Tertangkap CCTV, Mahasiswa: Jangan Sampai Gerakan Kita Dikambinghitamkan

Pertama, yaitu melakukan diet sebaiknya rajin mengonsumsi sayur dan buah berwarna-warni.

Kedua, sering melakukan olahraga yang teratur.

Ketiga, memperhatikan posisi duduk dengan cara yang benar. Caranya adalah dengan duduk tegak seperti posisi berdiri dan duduk tepat diatas tulang duduk, sehingga menghindari adanya penekanan pada tulang ekor.

Baca Juga: Manfaatkan Sisa Libur Panjang, Yuk Kunjungi 3 Pantai Jarang Pengunjung di Jawa Barat

Selain itu, sempatkan untuk berdiri selama 30-60 detik setiap satu jam ketika sedang duduk lama. Kalaupun tidak bisa berdiri sebaiknya melakukan beberapa gerakan peregangan.

keempat, tidak mengejan saat Buang Air Besar (BAB). Hal ini juga dipengaruhi oleh posisi duduk.

Sebab, hal ini akan membuat posisi anus membentuk siku ketika dalam posisi duduk. Untuk itu, sebaiknya saat BAB tidak dalam posisi duduk atau jongkok saja.

Baca Juga: Jadwal Liga Eropa Jumat 30 Oktober 2020 Langsung di SCTV, AC Milan dan Arsenal

“Namun, bagi mereka yang sudah  terbiasa menggunakan kloset duduk, sebaiknya disiasati dengan menyediakan pijakan untuk kaki yang bisa membentuk posisi jongkok saat buang air besar,” katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x