Trump Larang Penggunaan AliPay di Amerika Serikat Seiring Merebaknya Kabar Jack Ma Hilang

6 Januari 2021, 14:33 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pengusaha asal China, Jack Ma. /Business Insider/

PR BEKASI - Pendiri perusahaan Alibaba, Jack Ma masih menjadi sorotan publik, bahkan tokoh penting di berbagai negara ikut mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Pria yang menjadi salah satu orang terkaya di Negara Tirai Bambu tersebut juga kerap bekerja sama dengan sejumlah negara dalam sektor bisnis dan ekonomi. Sehingga, nama Jack Ma dikenal di kancah bisnis global.

Namun, tak lama setelah Jack Ma dikabarkan menghilang, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meneken perintah eksekutif untuk melarang penggunaan Alipay di negeri Paman Sam.

Baca Juga: Insiden Pengeroyokan di Hotel Jababeka, Polisi: Pelaku Ngaku-ngaku sebagai TNI

Dikabarkan bahwa hal itu menjadi langkah kesekian dari Trump, menjelang akhir masa tugasnya, untuk membatasi gerak perusahaan asal China yang beroperasi di AS.

Selain itu, Alipay bukan satu-satunya aplikasi yang dilarang penggunaannya di AS. Dikutip dari laporan Reuters, QQ Wallet buatan Tencent dan WeChat Pay juga dilarang. Diketahui, totalnya ada delapan aplikasi yang dilarang penggunaannya oleh Trump.

"Pemerintah Amerika harus mengambil langkah strategis melawan mereka yang mengembangkan dan mengendalikan aplikasi asal China untuk melindungi keamanan nasional," kata Donald Trump dalam perintah eksekutifnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi com dari Reuters pada Rabu, 6 Januari 2021.

Baca Juga: Bantah Isu Tak Ada Formasi CPNS Bagi Guru, Nadiem: Ini Salah dan Tak Pernah Jadi Kebijakan Kemdikbud

Sementara, keamanan nasional yang dimaksud Trump dalam perintah eksekutif tersebut, salah satunya, berkaitan dengan perlindungan data pribadi.

Atas langkahnya itu, Trump masih berkeyakinan bahwa aplikasi-aplikasi asal China menyetor data pribadi penggunanya terhadap Partai Komunis China.

Selanjutnya, hal tersebut menjadi alasan Trump juga ketika memaksa penjualan operasional TikTok di AS ke perusahaan lokal tahun lalu.

Baca Juga: Jawab Tantangan Presiden, Menkes Budi Upayakan Vaksinasi Covid-19 Rampung dalam Waktu Setahun

Menurutnya, ketika pengguna mengizinkan aplikasi asal China untuk mengakses gawai yang mereka gunakan, maka saat itu juga keamanan data pribadi dan keamanan nasional dipertaruhkan.

"Aplikasi asal China mampu menarik informasi pengguna dalam skala besar mulai dari data-data sensitif hingga informasi pribadi," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa pengumpulan data memungkinkan China untuk melakukan pelacakan. Hal itu seiring dengan kondisi hubungan AS-China yang dinilai tengah memanas.

Baca Juga: Polri Ancam Kegiatan Front Persatuan Islam di Seluruh Indonesia, Refly Harun: Ini Agak Aneh Rasanya

"Pengumpulan data pribadi memungkinan China untuk melakukan pelacakan, terutama lokasi pegawai federal dan kontraktor, dan membangun database berisi berbagai informasi pribadi," kata Donald Trump menegaskan.

Menteri Perdagangan Amerika, Wilbur Ross, mendukung langkah Trump untuk memblokir penggunaan Alipay yang digarap Jack Ma untuk mengubah model transaksi keuangan secara global.

Menurutnya, AS harus berkomitmen untuk menjaga keamanan data pribadi seluruh warganya.

Baca Juga: Lagi, Benda Diduga Serpihan Pesawat Milik China Ditemukan di Perairan Indonesia

"Saya mendukung komitmen Trump melindungi keamanan dan privasi warga Amerika dari ancaman Partai Komunis Cina," kata Ross.

Hingga berita ini ditulis, baik Ant Group selaku pengembang Alipay maupun Kedutaan Besar China di AS belum memberikan tanggapan.

Khusus Ant Group, pemerintah AS nyaris memasukkannya ke daftar hitam pada November lalu, namun kemudian menahannya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler