Puluhan WNI Mulai Tinggalkan Myanmar Saat Situasi Kian Mencekam, Kemlu Minta Lainnya Segera Pulang

25 Maret 2021, 17:59 WIB
Polisi berjaga selama protes terhadap kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar. /REUTERS / Stringer/REUTERS

PR BEKASI - Keadaan yang kian mencekam dan tidak lagi aman karena demonstrasi besar-besaran di berbagai titik Myanmar, dikabarkan membuat 96 WNI memutuskan kembali ke Tanah Air.

Jumlah itu tidak termasuk 50 WNI yang sebelumnya sudah lebih dahulu pulang ke Indonesia dengan penerbangan bantuan.

Seperti dilaporkan oleh Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha bahwa sejumlah WNI itu tercatat telah lapor ke KBRI yang berada di Yangon.

"Pada Maret saja, tercatat 96 WNI yang sudah lapor ke KBRI akan pulang sampai akhir bulan ini," Judha Nugraha seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Kamis, 25 Maret 2021.

Baca Juga: Penerimaan Formasi 1.2 Juta CPNS Tahun 2021 MenPAN-RB: Diumumkan Akhir Maret

Baca Juga: Jadwal Kartu Pra Kerja 16 Gelombang Resmi Dibuka, Kamis 24 Maret 2021, Begini Cara Daftarnya

Baca Juga: Masuk Kelompok Pelayan Publik, Karyawan BPJAMSOSTEK Kabupaten Bekasi Jalani Vaksinasi Covid-19 

Merujuk data WNI yang berada di Myanmar, disebutkan total 362 WNI dengan sebagian besarnya adalah pekerja profesional.

20 orang di antaranya kini berlindung di Sekolah Indonesia Yangon yang dikhususkan untuk para WNI.

Sebab itu Judha Nugraha meminta agar WNI lainnya yang lokasinya saat ini tidak dalam keadaan yang aman, dapat segera merapat ke Sekolah Indonesia Yangon yang dinilai merupakan lokasi aman, terletak di wilayah diplomatik.

Sejauh ini Judha Nugraha mengatakan pemerintah Indonesia belum dalam kebijakan melakukan evakuasi.
Sebab sejauh ini warga negara asing maupun WNI dinilai belum ada yang menjadi sasaran kekerasan selama demonstrasi berlangsung.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Sepuluh Orang Tewas Akibat Kebakaran di Matraman 

Meski begitu imbauan pemerintah adalah agar WNI terus waspada, tidak mendekati atau mengikuti aksi demonstrasi atau keluar rumah jika tidak mendesak.

Karena itu diimbau juga agar para WNI dapat menyiapkan bahan makanan untuk stok selama sekira satu atau dua pekan, agar tidak perlu lagi berkeliaran ke luar rumah. Hal lainnya adalah terus menjalin komunikasi dengan KBRI.

"Bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan mendesak di Myanmar, kami minta untuk mempertimbangkan pulang ke Indonesia," kata Judha Nugraha.

Saat ini dua penerbangan yang bisa dipakai untuk pulang ke Indonesia, karena merupakan penerbangan perbantukan untuk memfasilitasi warga negara asing keluar dari Myanmar adalah Singapore Airlines dan Myanmar Airlines.

Sejauh ini militer Myanmar terpantau belum mau menurunkan tensi peredaman kekerasan atas aksi unjuk rasa terhadap demonstran.

Baca Juga: Dukung Larangan Ondel-ondel Berkeliaran di Jalan untuk Mengamen, Wagub DKI Jakarta: Hargai Budaya Betawi 

Militer Myanmar menganggap bahwa demonstrasi yang diwarnai pembakaran dan kekerasan itu sebagai tindakan unjuk rasa secara tidak damai.

Pada Selasa, 23 Maret 2021 lalu, pihak militer telah mengumumkan sebanyak 164 pengunjuk rasa dan sembilan anggota pasukan keamanan tewas dalam insiden yang terjadi meluas di negara anggota ASEAN itu.

Berbeda dengan hasil rilis jumlah korban yang diumumkan pihak militer, aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAP) mengatakan sedikitnya 261 orang telah tewas akibat kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan kepada pendemo anti kudeta dan pro-demokrasi.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler