Mengulang 2007, Para Biksu Beri Isyarat Bersatu 'Lawan' Junta Militer Myanmar Usai Ratusan Warga Sipil Tewas

- 19 Maret 2021, 15:57 WIB
Seorang Biksu terlihat ikut bergabung bersama Demonstran Anti – kudeta di Nyaung-U, Myanmar 17 Maret 2021.
Seorang Biksu terlihat ikut bergabung bersama Demonstran Anti – kudeta di Nyaung-U, Myanmar 17 Maret 2021. /Reuters

PR BEKASI - Kelompok Biksu Buddha paling kuat di Myanmar meminta junta militer untuk mengakhiri kekerasan terhadap demonstran Myanmar anti-kudeta.

Kelompok Buddha dari Komite Negara Sangha Maha Nayak (Mahana) juga menuduh oknum keamanan bersenjata telah melakukan penyiksaan dan pembunuhan kepada warga sipil tak berdosa hingga beberapa tewas mengenaskan sejak kudeta bulan lalu.

Salah satu biksu dari Mahana mengatakan pada Myanmar Now, berencana mengeluarkan pernyataan akhir setelah berkonsultasi dengan Menteri Agama Myanmar pada Kamis, 18 Maret 2021.

Para biksu diketahui memiliki peranan penting terkait aktivisme di Myanmar dan berada di garis depan saat "Revolusi Saffron" pada tahun 2007 melawan kekuasaan militer.

Baca Juga: Peliknya Berburu 'Jamur Mahal' Truffle di Gurun Musiman Irak, Diintai Serigala hingga Risiko Ranjau Darat

Baca Juga: Heboh Poster Deklarasi Puan-Moeldoko untuk Pilpres 2024, Rocky Gerung: Diomelin Jokowi lalu Berlindung di PDIP

Baca Juga: Ratusan Warganya Berubah Jadi 'Salmon', Pejabat Taiwan Minta Perubahan Nama demi Sushi Gratis Dihentikan 

Peristiwa pemberontakan yang meskipun ditekan tetapi membantu mengantarkan reformasi demokrasi di negara tersebut.

Anggota komite tidak dapat segera dihubungi lebih lanjut oleh Reuter, tetapi hal ini memberi isyarat untuk memutuskan hubungan antara pihak berwenang dan kelompok yang biasanya bekerja erat dengan pemerintah.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x