Putra Mahkota Arab Saudi Dikabarkan Bersekongkol dengan Israel untuk Gulingkan Raja Abdullah II Yordania

21 April 2021, 19:46 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman dikabarkan bersekongkol dengan Israel dalam menggulingkan Raja Abdullah II dari Yordania dalam percobaan kudeta yang terjadi baru-baru ini. /Bandar Algaloud/Saudi Royal Court

PR BEKASI – Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman dikabarkan telah bersekongkol dengan dinas intelijen Israel, Mossad untuk menggulingkan Raja Abdullah II dari Yordania dalam percobaan kudeta baru-baru ini.

Menurut surat kabar asal Lebanon, Al Akhbar, dalam persekongkolan tersebut Pangeran Mohammed bin Salman mendapatkan imbalan oleh Israel untuk menjadi perwalian situs suci di kota Yerusalem yang diduduki bila kudeta berhasil dilaksanakan.

Al Akhbar mengakui mereka mendapatkan informasi tersebut dari seorang pejabat keamanan Yordania.

Baca Juga: Jokowi Angkat Suara Soal Rencana Pemerintah Impor Beras

Pejabat keamanan Yordania tersebut mengatakan upaya untuk menggulingkan Raja Abdullah II merupakan sebuah skema yang melibatkan Israel, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Amerika Serikat (AS).

Menurut pejabat Yordania yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengatakan aksi percobaan kudeta tersebut belum pernah terjadi sebelumnya di Yordania.

“Aksi kudeta yang terjadi baru-baru ini merupakan permasalahan besar dan rumit yang melibatkan banyak pihak dan belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang Kontak Saat Latihan Penembakan Rudal, Fahri Hamzah Sampaikan Doa

Tetapi, beruntung Raja Abdullah II berhasil menggagalkannya dengan tenang dengan tetap menjaga keseimbangan internal dan regional Yordania.

"Kewaspadaan raja dan gerakan cepat militer dan pasukan keamanan telah menggagalkan upaya kudeta untuk menggulingkannya dan menggantikannya dengan saudaranya Pangeran Hamzah Bin Al-Hussein," kata sumber itu.

Menurut Pejabat Yordania tersebut, Israel mempunyai rencana untuk menggulingkan Raja Abdullah II karena pemimpin Yordania tersebut menolak gagasan “kesepakatan damai AS di Timur Tengah”.

Baca Juga: Disebut-sebut Jadi Penyebab Retaknya Rumah Tangga Sule dan Nathalie Holscher, Tisya Erni Angkat Bicara

Diketahui, gagasan tersebut dicetuskan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump dengan sederet negara Arab dan Islam yang mencapai normalisasi hubungan diplomatic dengan Israel.

Gagasan yang dijuluki sebagai “kesepakatan abas ini” tersebut dipandang oleh Raja Abdullah II sebagai rencana Israel untuk mencaplok Lembah Yordan serta menghilangkan kesempatan bagi Palestina untuk mencapai kemerdekaan.

Surat kabar itu menambahkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi setuju untuk mendukung skema Israel dengan imbalan transfer perwalian atas situs-situs suci di Yerusalem yang diduduki dari Yordania ke Arab Saudi.

Baca Juga: Seniman Belgia Ciptakan Gelembung 'Oasis Portable' Bebas Covid-19

Dengan persetujuan AS, lanjutnya, Pangeran Mohammed Bin Salman memberi wewenang kepada mantan kepala istana kerajaan, Basem Awadallah, untuk membuat persiapan yang diperlukan untuk pengalihan kekuasaan di tingkat keluarga.

Selain itu, Pangeran Mohammed bin Salman juga memerintahkan kepala Fatah yang digulingkan, Muhammad Dahlan untuk ditugaskan memobilisasi orang-orang Palestina di Yordania dan suku lokal.

Menurut laporan itu, Arab Saudi mempersenjatai beberapa suku selatan, dengan memberikan kewarganegaraan Arab Saudi kepada mereka sebagai imbalan untuk melakukan tindakan militer jika perlu.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler