Kelaparan, Dua Anak di Mozambik Tewas Dipenggal saat Mencari Makanan

19 Juni 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi anak-anak. Dua anak tewas dipenggal saat mencari makanan di Mozambik.* /Reuters

PR BEKASI - Konflik yang berujung pada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Mozambik kian mengerikan.

Belum lama ini, insiden naas menimpa dua anak yang kelaparan di Palma, Provinsi Cabo Delgado, Mozambik.

Diketahui, dua anak laki-laki berusia 15 tahun ini berangkat dengan 15 orang lainnya dari Quitunda, sekitar sembilan mil dari Palma.

Baca Juga: Tujuan ISIS Dinilai Melenceng Jadi Gila Harta, 50 Orang di Mozambik Dipenggal di Sebuah Lapangan

Namun nasib buruk menimpa keduanya. Pasalnya, dua anak tersebut tewas akibat dipenggal saat tengah mencari makanan.

Menanggapi insiden mengenaskan tersebut, Direktur Save the Children, Chance Briggs mengaku muak dengan konflik di Mozambik yang kini menargetkan anak-anak.

"Kami terkejut dan muak dengan kejahatan yang tidak masuk akal ini. Anak-anak tidak boleh menjadi target dalam konflik," katanya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Independent.

Baca Juga: Usai Tampilkan Karikatur Nabi Muhammad karya Charlie Hebdo di Depan Kelas, Kepala Guru Ini Dipenggal

Briggs mengungkapkan, setidaknya 364.000 anak terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsian di wilayah selatan Palma.

Selain dibunuh, beberapa anak juga diculik dan direkrut sebagai anggota kelompok-kelompok bersenjata di negara itu.

"Pelanggaran berat sedang dilakukan terhadap anak-anak. Mereka dibunuh, mereka diculik, mereka direkrut untuk digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata," tutur dia.

Baca Juga: Kepala Patung Yesus Kristus Dipenggal di Depan Gereja Katolik Amerika Serikat

"Para pelaku kekerasan ini harus dimintai pertanggungjawaban," lanjutnya.

Sebelumnya, Save the Children melaporkan adanya anak berusia 11 tahun yang djuga dipenggal oleh kelompok teroris di Cabo Delgado, salah satu provinsi termiskin di Mozambik.

Secara total, lebih dari 2.500 orang telah tewas sejak konflik pemberontakan di negara itu mencuat pada tahun 2017.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler