Harus Hancurkan Ka'bah demi Maju ke Level Berikutnya, Universitas Al Azhar Minta Umat Islam Boikot Fortnite

1 Juli 2021, 19:43 WIB
Universitas Al Azhar melayangkan protes terhadap Epic Games sebagai pengembang game Fortnite karena terdapat adegan pemain harus menghancurkan Ka'bah untuk melaju ke level berikutnya. Hal tersebut dinilai telah melukai hati umat Muslim di seluruh dunia. /Youtube/DIGIRAMBO RAMBO

PR BEKASI – Umat Muslim di seluruh dunia saat ini sedang dibuat marah oleh video game bernama Fortnite.

Hal tersebut karena dalam salah satu level game Fortnite terdapat misi ketika pemain harus menghancurkan sebuah bangunan yang mirip dengan Ka'bah untuk melanjutkan ke level berikutnya.

Epic Games selaku pihak pengembang game Fortnite sendiri telah mendapatkan protes dari Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Baca Juga: BTR Branz Minta Maaf Soal Video Skandal Suara Tidak Senonoh saat Streaming Game

Direktur lewat Pusat Internasional Universitas Al Azhar untuk Fatwa Elektronik, Osama Al-Hadidy menyebut tindakan tersebut sangatlah tidak pantas dan menyakiti umat Muslim di seluruh dunia.

“Ini sangatlah tidak pantas, Ka'bah adalah kiblat umat Muslim di seluruh dunia dalam melaksanakan salat, tapi mereka malah memperlakukannya seperti itu,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Egypt Independent, Kamis, 1 Juli 2021.

Pihaknya pun meminta seluruh umat Muslim di dunia untuk memboikot game Fortnite karena secara langsung telah menghasut anak-anak Muslim untuk tidak menghormati keyakinan yang mereka anut.

Baca Juga: Amuk Kasir Minimarket karena Anaknya Dibiarkan Top Up Game Online, Bapak Ini Akhirnya Minta Maaf 

“Permainan ini telah menunjukkan penghinaan terhadap keyakinan agama Islam dengan meminta para pemain untuk menghancurkan Ka'bah agar dapat melaju ke level yang lebih tinggi, oleh karena itu wajib memboikot ini,” katanya.

Tak hanya itu, Al-Hadidy juga menyebut bahwa Universitas Al Azhar juga menyebut game yang saat ini marak di masyarakat dapat berpengaruh buruk dalam tumbuh kembang anak.

“Permainan semacam ini yang hanya berfungsi untuk menjebak dan mengalihkan perhatian kaum muda dari aspek kehidupan yang lebih penting sambil mendorong perilaku kekerasan,” katanya.

Baca Juga: Peneliti Denmark Lakukan Cara Unik Dorong Warga Lakukan Vaksinasi Covid-19, Buat Video Game Virtual Reality 

Dirinya menambahkan, hal ini dapat mengalihkan anak-anak dari tugas dasar mereka untuk memperoleh pengetahuan atau pekerjaan yang berguna

“Lebih parahnya lagi, permainan itu dapat mengunci mereka di dunia maya jauh dari kenyataan sambil menghasut mereka untuk kebencian dan menyakiti diri sendiri atau merugikan orang lain,” katanya.

Sebelumnya, Universitas Al Azhar pada tahun lalu juga telah mengeluarkan peringatan bahaya terhadap game PUBG.

Hal tersebut karena sebelumnya terdapat seorang anak yang tewas setelah memainkan game tersebut selama berjam-jam tanpa jeda.

Baca Juga: Demi Bermain Game di Warnet, Dua Anak di Bawah Umur Nekat Curi Kotak Amal Masjid 

Universitas Al Azhar kemudian meminta para ulama, pengkhotbah, dan guru untuk menyebarkan kesadaran publik tentang masalah ini

“Kami meminta para ulama, pengkhotbah, dan guru untuk memberikan pemahaman terhadap anak-anak betapa bahayanya game ini,” katanya.

Tak hanya itu, mereka juga meminta para orang tua untuk memantau anak-anaknya agar tak terjerumus menjadi maniak game.

“Kami minta para orang tua untuk memeriksa aplikasi yang mereka gunakan, membatasi waktu yang mereka habiskan dengan formulir mereka, dan mendorong kegiatan lain seperti olahraga dan belajar,” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Egypt Independent

Tags

Terkini

Terpopuler