Mahasiswa India Diduga 'Dipaksa' Unduh Aplikasi China, di Antara 250 Aplikasi yang Dilarang Pemerintah India

22 Juli 2021, 11:25 WIB
Mahasiswa di India menuduh bahwa universitas mereka memaksa untuk mengunduh aplikasi terlarang buatan China. /Reuters


PR BEKASI - Mahasiswa di India menuduh bahwa universitas mereka memaksa untuk mengunduh aplikasi terlarang buatan China.

Studi online terhadap 23.000-an mahasiswa dan sedikitnya 20.000 di antaranya adalah mahasiswa kedokteran, yang belajar di berbagai universitas China.

Mahasiswa tersebut telah terpengaruh parah setelah dipaksa untuk mengunduh aplikasi yang dilarang oleh pemerintah India.

India telah melarang hampir 250 aplikasi China setelah kebuntuan perbatasan yang sengit.

Baca Juga: Usai Diserang Covid-19, India Laporkan 45.000 Lebih Kasus Jamur Hitam yang Mematikan

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Time of India pada Kamis, 22 Juli 2021, mahasiswa menuduh bahwa universitas memaksa mereka untuk mengunduh aplikasi seluler yang dilarang untuk melanjutkan kursus mereka.

Sebagian besar universitas di China menggunakan aplikasi seperti WeChat, DingTalk, SuperStar, dan aplikasi obrolan video dari Tencent.

Mereka telah meminta mahasiswa untuk mengelola akses ke aplikasi tersebut dan belajar.

Mahasiswa tersebut, yang merupakan anggota dari Pelajar India di Tiongkok (ISC), telah mengangkat masalah ini dengan pihak berwenang Tiongkok dan India.

Sebagai solusi sementara, mahasiswa mengakses aplikasi tersebut melalui Virtual Private Network (VPN) untuk menghadiri kelas.

Baca Juga: India Laporkan Dugaan Pertama Kematian Manusia Akibat Virus Flu Burung H5N1

“Sebelumnya kelas saya dilakukan secara online di aplikasi WeChat. Tetapi setelah dilarang oleh pemerintah India, universitas saya mulai menggunakan platform Cina lainnya DingTalk, tetapi itu juga dilarang,” kata Shahrukh Khan, seorang mahasiswa dari Delhi yang saat ini belajar di Universitas Soochow.

Mahasiswa tersebut membayar biaya kuliah tahunan berkisar antara Rs 3 lakh atau sekitar Rp300 ribu, dan Rs 4.5 lakh atau setara Rp450 ribu.

Selain itu, pemerintah India juga masih melarang perjalanan ke China.

“Karena masalah jaringan, kami tidak bisa mengikuti perkuliahan dan tentu tidak lancar belajarnya. Karena banyak gangguan, kami bahkan terkadang tidak mengerti detail dasarnya,” kata seorang mahasiswa di Vadodara, yang juga koordinator nasional ISC.

Baca Juga: Balas Budi, India Kirim Bantuan Oksigen untuk Indonesia

Sementara Nimrat Singh, seorang mahasiswa dari Jaipur yang baru saja menyelesaikan MBBS tahun kedua di Universitas Kedokteran Harbin.

Kini sedang mempersiapkan ujian National Exit Test (NExT) yang wajib bagi mahasiswa asing untuk berlatih di India.

“Saya tidak tahu kapan saya bisa menghadiri kelas reguler dan kami menghadapi masalah besar dalam menghadiri kelas online juga. Universitas saya mengadakan kelas di aplikasi Tencent, yang dilarang di India,” kata Singh.

Berbagai organisasi dari India juga mencoba mengangkat masalah ini dengan pihak yang berwenang.

“Atas nama mahasiswa Gujarat, saya dan beberapa orang lainnya berusaha untuk mengatur pertemuan dengan para menteri di pemerintah pusat untuk membahas masalah para mahasiswa ini,” kata Manish Kapadiya selaku anggota Kamar Dagang Gujarat Selatan (SGCCI).***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Times of India

Tags

Terkini

Terpopuler