Wanita Afghanistan Sebut Taliban Haruskan Mereka Pakai Cadar, Penjualan Burqa Laku Keras

4 September 2021, 20:41 WIB
Ilustrasi Burqa. Wanita Afghanistan menyebutkan bahwa Taliban mengharuskan mereka pakai cadar sehingga penjualan burqa laku keras. /Pixabay/

 

PR BEKASI - Suasana kehidupan masyarakat di Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan Nampak berbeda.

Bukan hanya dalam kehidupan sosial, akan tetapi juga pada gaya berbusana wanita masyarakat sipil Afghanistan saat ini.

Seperti diketahui bahwa sebelum Taliban ambil alih kekuasaan atas Afghanistan, wanita masih beraktivitas dan berkarier seperti biasa dengan gaya busana yang beragam.

Namun, baru-baru ini dilaporkan bahwa wanita di Afghanistan banyak yang mengenakan burqa.

Baca Juga: Rusia Ingin Pertahankan Hubungan dengan Afghanistan, Vladimir Putin: Semoga Taliban Beradab

Selanjutnya, penjualan burqa di Afghanistan pun meningkat tajam sejak Taliban mengambil alih negara ini pada pertengahan Agustus lalu.

“Pada pemerintahan sebelumnya, saya mengenakan jilbab atau pakaian lain yang sesuai,” kata Nadia, seorang pelanggan di toko yang menjual burqa, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Sabtu, 4 September 2021.

“Sekarang saya ingin membeli burqa karena setelah kedatangan Taliban, mereka mengatakan bahwa wanita harus memakai cadar,” katanya, menambahkan.

Seperti diketahui bahwa Burqa adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh, sedangkan bagian mata hanya ditutupi kain menerawang untuk melihat.

Taliban yang merebut Kabul setelah 20 tahun tersingkir, telah mencoba menghadirkan wajah yang lebih moderat kepada dunia dibandingkan saat mereka berkuasa dulu.

Baca Juga: Hina Taliban di Video TikTok, Pelawak Afghanistan Dieksekusi Mati Secara Brutal

Taliban juga berjanji melindungi hak asasi manusia dan tak menghukum musuh lama.

Penguasa Taliban Afghanistan mengatakan pada Rabu, mereka berencana segera mengumumkan pemerintahan baru.

Pengumuman dilakukan di tengah ekonomi negara itu yang diambang kehancuran.

Menurut laporan yang diterima Perserikatan Bangsa-bangsa, Taliban sangat membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan Afghanistan.

Baca Juga: Senjata Militer AS yang Diduga Milik Tentara Afghanistan, Terlihat Diangkut oleh Truk Tentara Iran

Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres ketika para ekstremis mulai mengambil alih berbagai wilayah negara itu.

Pada Kamis lalu kaum wanita di Provinsi Herat Afghanistan melakukan unjuk rasa. Mereka menuntut hak-hak dasar bagi perempuan dan anak perempuan, termasuk hak bekerja dan mendapatkan pendidikan.

Sementara itu di Kabul, para pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil berunjuk rasa di depan istana kepresidenan.

Mereka meminta Taliban mengizinkan mereka bersekolah dan bekerja.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler