PR BEKASI - Amerika Serikat (AS) saat ini tengah terjerat batas utang yang kian mencekik.
Hal itu terungkap setelah Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, meminta Kongres untuk menaikkan batas utang.
Pasalnya, batas utang yang ditetapkan Kongres AS saat ini akan memicu krisis keuangan yang diprediksi tidak akan terbendung.
Dia menjelaskan, AS tengah dilanda krisis ekonomi karena terpaan pandemi Covid-19. Akibatnya, AS terjerumus ke dalam jurang resesi.
"Amerika Serikat tidak pernah mengalami default, tidak sekalipun," kata Yellen dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 21 September 2021.
"Dengan melakukannya (tidak menaikkan batas utang) kemungkinan akan memicu krisis keuangan bersejarah," lanjutnya.
Baca Juga: Utang Negara Menumpuk, AS Terancam Kehabisan Uang dalam Beberapa Minggu
"Default dapat memicu lonjakan suku bunga, penurunan tajam harga saham, dan gejolak keuangan lainnya," tutur dia.
Batas utang yang ditetapkan Kongres AS, mulai berlaku pada 1 Agustus setelah ditangguhkan selama 2 tahun.
Oleh karena itu, AS saat ini dilarang meminjam lebih dari batas yang ditentukan, yakni 28.4 triliun dolar.
Dilansir dari laman The Balance, AS berutang kepada asing, dengan jumlah utang terbesarnya didapat dari China.
Kendati kerap berseteru, AS berutang kepada China sebanyak 1.1 triliun dolar AS pada Januari 2021.
Angka tersebut melebihi 15 persen dari 7 triliun dolar dalam bentuk tagihan, notes, dan obligasi.
Sedangkan negara dengan utang terbesar kepada China dipegang oleh Jepang, yakni 1.28 triliun pada Januari 2021.***