Kim Jong Un Desak Para Pejabat Atasi Situasi 'Suram' di Korut, Demi Perbaiki Kehidupan Rakyat

12 Oktober 2021, 21:14 WIB
Pimpinan tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un /KCNA/FILE PHOTO VIA REUTERS

PR BEKASI - Pimpinan tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mendesak para pejabat untuk mengatasi "situasi suram" yang dihadapi negara itu, dan meminta mereka melakukan upaya yang lebih kuat demi memperbaiki kondisi pangan dan kehidupan rakyatnya.

Hal itu disampaikan Kim Jong Un ketika menghadiri pertemuan peringatan 76 tahun berdirinya Partai Buruh yang berkuasa pada Minggu, 10 Oktober 2-2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari AP News.

Kantor Berita Pusat Korea resmi Pyonhyang (KCNA) mengatakan, Kim Jong Un dalam pidatonya mengatakan partainya bertekad mencapai tujuan ekonomi yang ditetapkan selama kongres partai pada Januari.

Baca Juga: Kim Jong Un Minta Korea Selatan Tinggalkan Standar Ganda Seiring Korea Utara Kembali Buka Hotline

Namun, ketika dia mengakui rencana ekonomi sebelumnya tidak berhasil dan pemerintah mengeluarkan rencana pembangunan baru untuk lima tahun ke depan.

Dia pun mengonfirmasi tekad partai untuk secara efisien melaksanakan rencana lima tahun tersebut untuk meningkatkan "ekonomi nasional dan memecahkan masalah makanan, pakaian, dan perumahan rakyat".

KCNA mengatakan Kim menganalisis “kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang dihadapi Korea Utara dan menyerukan persatuan satu pihak dalam mengembangkan ekonomi negara dalam menghadapi “situasi suram.”

Baca Juga: Kim Jong Un Akan Buka Kembali Hotline Inter-Korea, Sempat Terputus Saat Latihan Militer AS-Korea Selatan

Para analis menilai Kim mungkin menghadapi momen terberat dalam satu dekade kekuasaannya. Dia gagal memenangkan keringanan sanksi yang sangat dibutuhkan dalam pertemuan puncaknya dengan Presiden Donald Trump saat itu pada 2018 dan 2019.

Kemudian pandemi virus corona menyebabkan Korea Utara terpaksa menutup perbatasannya. Kebijakan itu memberikan tekanan ekonomi lebih lanjut bagi Korea Utara, setelah beberapa dekade salah urus dan sanksi atas program senjata nuklir Korea Utara.

Pada pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan beberapa pasokan medis Covid-19 telah tiba di pelabuhan Korea Utara, mengindikasikan bahwa Korut melonggarkan salah satu penutupan perbatasan pandemi paling ketat di dunia paling ketat di dunia untuk menerima bantuan dari luar.

Baca Juga: Kim Jong Un Bangga, Korea Utara Masih Catat Nol Kasus Covid-19 Meski Tak Punya Strategi Khusus

Kim sejauh ini menolak tawaran pemerintah Biden untuk memulai kembali dialog tanpa prasyarat, dengan mengatakan bahwa Washington harus terlebih dahulu meninggalkan “kebijakan bermusuhan”, sebuah istilah yang digunakan Korea Utara untuk merujuk pada sanksi dan latihan militer AS-Korea Selatan.

Namun Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir juga telah memulihkan jalur komunikasi dengan Selatan dan mengatakan pihaknya dapat mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan hubungan bilateral jika Seoul meninggalkan “sikap kesepakatan ganda” dan “sudut pandang bermusuhan.”

Analis mengatakan Korea Utara menggunakan keinginan Selatan untuk keterlibatan antar-Korea untuk mendorong irisan antara Washington dan Seoul dan untuk menekan Selatan untuk mengekstrak konsesi dari pemerintahan Biden atas namanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler