Kasus Bunuh Diri Anak di Jepang Capai Rekor Tertinggi saat Pandemi Covid-19, Stres Orang Tua Jadi Penyebabnya

16 Oktober 2021, 09:29 WIB
Ilustrasi. Angka kasus bunuh diri pada anak-anak di Jepang mencapai angka yang tertinggi sepanjang sejarah di era pandemi Covid-19 ini. /REUTERS/Stoyan Nenov

 

PR BEKASI – Kementerian Pendidikan Jepang melaporkan jumlah kasus bunuh diri pada anak-anak di Jepang telah mencapai angka tertinggi dalam lebih dari empat dekade di era pandemi Covid-19 ini.

Diketahui, jumlah kasus bunuh diri di kalangan anak SD, SMP, dan SMA di Jepang pada tahun ajaran 2020 telah meningkat 98 kasus dari tahun ajaran sebelumnya menjadi 415 kasus.

Menurut menurut survei tentang perilaku bermasalah siswa dan penolakan untuk menghadiri kelas oleh kementerian Pendidikan Jepang, angka adalah yang paling tinggi pernah tercatat sepanjang sejarah.

"Seperti pada tahun ajaran sebelumnya, banyak kasus bunuh diri diyakini terjadi di dalam rumah tangga,” kata seorang perwakilan Kementerian Pendidikan Jepang, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Mainichi, Sabtu, 16 Oktober 2021.

Baca Juga: Kapten Timnas Jepang Ngamuk ke Tribun Suporter Arab Saudi, Tak Terima Negaranya Diolok-olok

Mereka menduga bahwa meningkatnya kasus bunuh diri pada anak tersebut disebabkan para orang tua yang melampiaskan stres pada anak mereka karena pandemi Covid-19.

“Ini mungkin akibat orang tua mengarahkan stres mereka yang disebabkan oleh pandemi virus Covid-19 ke anak-anak," tambahnya.

Jumlah kasus bunuh diri pada anak-anak di Jepang tahun ini diketahui mencapai tujuh di antara anak-anak SD, naik tiga dari tahun ajaran sebelumnya.

Sementara itu, 103 di antara siswa SMA, naik 12 dari tahun fiskal 2019, dan 305 di antara siswa SMA, naik 83 dari tahun ajaran 2019.

Baca Juga: Jepang Kembali Diguncang Gempa Berkekuatan 5,9 SR, 32 Orang Dilaporkan Terluka

Data tersebut juga memperlihatkan bahwa peningkatan kasus bunuh diri di kalangan siswa sekolah menengah sangat tinggi.

Untuk pertanyaan yang memungkinkan banyak jawaban tentang penyebab bunuh diri yang ditemukan oleh investigasi sekolah, perselisihan keluarga adalah alasan paling umum.

Perselisihan keluarga diketahui menyebabkan 53 kasus kasus bunuh diri pada anak, diikuti oleh penyakit mental dalam 46 kasus, masalah jalur karir di 44 kasus, dan teguran dari orang tua dan lain-lain di 33 kasus.

Namun, penyebab yang tidak diketahui menyumbang 218 dari 415 kasus, menyoroti kesulitan dalam mengidentifikasi penyebabnya.

Baca Juga: Virus Yezo, Penyakit Baru yang Menginfeksi Manusia Lewat Gigitan Kutu Ditemukan di Jepang

Mengenai jumlah kasus bunuh diri di kalangan anak-anak dan siswa, telah lama dikemukakan bahwa data statistik yang disusun oleh Kementerian Pendidikan Jepang dan Badan Kebijakan Nasional tidak konsisten.

Kali ini, Badan Kebijakan Nasional melaporkan 507 kasus bunuh diri pada anak, lebih banyak 92 kasus dari angka yang diumumkan oleh Kementerian Pendidikan Jepang.

Menurut Kementerian Pendidikan Jepang, beberapa keluarga enggan mengungkapkan penyebab bunuh diri anak mereka.

"Sulit bagi sekolah, yang tidak memiliki otoritas investigasi, untuk melacak semua kasus," kata perwakilan tersebut.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Mainichi

Tags

Terkini

Terpopuler