Jangkrik Jenis Ini Ternyata Dapat Mendekteksi Bom dan Bahan Peledak Lainnya

22 Februari 2020, 21:15 WIB
Jangkrik dapat mendekteksi adanya bom dan bahan peledak lainnya /NewScientist

PIKIRAN RAKYAT - Rupanya ada yang lebih hebat dan unik daripada anjing pendeteksi bom, yaitu jangkrik pendeteksi bom.

Barani Raman dan kawan-kawan penelitinya dari Washington University, Amerika Serikat (AS) kini dapat menggunakan indra penciuman jangkrik untuk mendeteksi bom lewat baunya.

Jangkrik yang digunakan dalam penelitian Raman adalah Jangkrik Amerika atau Schistocerca americana.

Baca Juga: Raup Milyaran Rupiah Hanya dengan Bermain TikTok

Dikutip dari NewScientist oleh pikiranrakyat-bekasi.com, jangkrik memiliki kemampuan penciuman yang sangat tajam karena mereka mempunyai neuron penerima bau pada antena mereka yang mampu mendeteksi bebauan zat-zat kimiawi.

Neuron-neuron yang berjumlah 50.000 buah pada tiap antena jangkrik mengirimkan sinyal-sinyal elektrik ke dalam bagian otak jangkrik bernama lobus antena.

Lobus antena milik jangkrik dapat mengidentifikasi dan memisahkan bau secara akurat.

Baca Juga: Buat Weekend jadi Bahagia, Berikut Rekomendasi 4 Film Seri Komedi

Dengan cara menanamkan elektroda pada lobus antena jangkrik, para peneliti menemukan bahwa neuron-neuron tertentu akan aktif ketika seekor jangkrik mencium bau bahan peledak.

Lebih jauh lagi, neuron jangkrik dapat membedakan jenis-jenis bahan peledak dan membedakan antara bahan peledak dan non-bahan peledak.

Para ilmuwan itu lalu memasangkan sensor pada tubuh jangkrik yang berfungsi sebagai perekam dan pengirim informasi dari lobus antena jangkrik menuju komputer operator.

Baca Juga: Mengenal Depresi hingga Skizofernia, Simak 5 Film tentang Kesehatan Mental

Jangkrik yang telah dipasangi alat dapat terus-menerus mendeteksi bahan peledak selama tujuh jam setelah pemasangan elektroda hingga akhirnya kelelahan dan mati.

Dalam eksperimen itu, jangkrik ditaruh di sebuah alat beroda yang dapat dikendalikan dari jarak jauh karena proses pemasangan alat-alat sensorik membuat jangkrik tidak bisa bergerak lagi.

Setelah dipindahkan ke berbagai tempat, jangkrik itu masih bisa mendeteksi zat peledak di tempat yang berbeda-beda.

Baca Juga: Sumbangkan 8 Persen Kekayaannya untuk Perbaikan Iklim, Orang Terkaya di Dunia Jeff Bezos dapat Membuat Beragam Teknologi Hijau

Untuk menguji kemampuannya membedakan bau peledak, para peneliti mengembuskan berbagai uap bahan peledak ke antena jangkrik, termasuk uap trinitrotoluena (TNT) dan pendahulunya, 2,4-dinitrotoluena (DNT).

Variabel kontrol yang digunakan adalah zat non-bahan peledak seperti udara panas dan benzaldehida.

Selain menguji jangkrik satu per satu, para ilmuwan itu juga menguji tujuh jangkrik secara bersamaan karena pada situasi nyata, bau peledak dapat terganggu oleh faktor-faktor alam seperti angin dan hujan.

Baca Juga: “The Batman” Tonjolkan Aspek Detektifnya, Mungkinkah Bertemu Joker?

Setelah diujikan, akurasi yang diterima dari tujuh jangkrik berjumlah 80 persen, sementara satu jangkrik hanya memiliki akurasi deteksi 60 persen.

Proyek yang didanai oleh Kantor Penelitian Angkatan Laut AS ini diyakini dapat berguna dalam menjaga keamanan negara.

Studi ini tidak menguji kemampuan para jangkrik mendeteksi bau yang berbeda dalam waktu bersamaan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: New Scientist

Tags

Terkini

Terpopuler